Meski banyak manfaat yang ditawarkan, kedua pakar nutrisi ini mengingatkan bahwa tak semua bahan makanan aman untuk dikonsumsi tanpa pengolahan.
Berbeda dengan buah dan sayur, pangan jenis protein tidak boleh dimakan mentah dan harus diproses terlebih dulu. Contoh, ikan, ayam, tahu, dan tempe. Daging sapi dan babi juga harus dimasak dahulu, karena daging yang tidak melalui proses pengolahan bisa terkontaminasi cacing Taenia saginata dan Taenia solium.
Daging ayam mentah juga bisa terkontaminasi Salmonella typhi yang menyebabkan tifus atau virus H5N1 yang memicu flu burung. Jamur juga mengandung toksin hydrazine, sehingga harus dimasak untuk menghilangkan toksin. Kecambah juga perlu diolah karena mengandung salmonella, E. coli, dan listeria.
"Fungsi pengolahan sebuah makanan, selain menambah cita rasa makanan dan meningkatkan selera makan, adalah mencegah penyakit yang ditularkan dari makanan, seperti terinfeksi bakteri atau parasit, keracunan makanan, atau gangguan pencernaan," jelas Dr. Raissa.
Bagaimana dengan sayur dan buah?
Pastikan Anda mengonsumsi jenis sayur dan buah yang baik dan dicuci bersih dengan air mengalir. Jika diperlukan, gunakan sabun khusus untuk sayur dan buah. Bisa juga direndam sebentar dalam wadah berisi air selama sekitar 5 menit sambil dibersihkan kulit-kulitnya. Jangan direndam terlalu lama.
Sayur dan buah organik tentu lebih unggul dari non-organik. Sayur-sayuran yang ditanam di tanah, bila tidak dicuci, memiliki kotoran atau toksoplasma yang berbahaya bagi kesehatan. Selain itu, ada sayur yang kulit arinya harus dibuang, seperti ketimun.
Meski sayur mentah tentu lebih fresh, tapi ia juga bisa memiliki parasit. Sementara itu, manfaat sayur matang tergantung pada pengolahan. Jika direbus tidak terlalu lama dan air rebusan tidak dibuang, maka kandungan gizinya masih ada.
Tomat bisa dimakan mentah maupun matang, namun kandungan lycopene di dalamnya akan semakin tinggi jika dimasak terlebih dahulu. Ini juga akan membuat nutrisi tersebut lebih mudah diserap tubuh. Begitu pula kacang-kacangan, yang mengandung lektin yang merupakan toksin bagi tubuh.
Namun, mengonsumsi raw food juga tidak bebas risiko.
Umumnya, tantangan yang dialami para pelaku diet raw food adalah tubuh berisiko kekurangan nutrisi esensial, di antaranya protein, zat besi, kalsium, dan vitamin B12. Ini karena mayoritas nutrisi esensial tersebut berasal dari sumber bahan makanan yang perlu dimasak terlebih dahulu, seperti daging, ayam, dan susu.