Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kagum Desain Cerdik Perangkap Hewan Zaman Besi

24 Maret 2018   10:09 Diperbarui: 24 Maret 2018   10:38 1114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara menakjubkan, tim Amirov menemukan lusinan layang-layang gurun yang tersusun seperti jala raksasa di sepanjang timur Laut Aral. Proyek bangunan sebesar itu menyiratkan upaya berburu kolektif oleh sejumlah besar pemburu purba yang nomaden.

Mungkin para pemburu ini memanen seluruh gerombolan antelop tersebut, kata Amirov. Produksi dagingnya pasti jauh melebihi kebutuhan konsumsi langsung. Karena itu, mungkin kelebihan pasokan daging itu diperdagangkan.

Sekarang ini, layang-layang gurun ini masih tak tersentuh. Dengan ujung berbentuk huruf "V" yang membuka ke arah utara, mereka seperti menanti migrasi yang tak pernah datang.

Para ilmuwan lantas bertanya-tanya, bagaimana perangkap hewan yang sangat besar itu telah mempengaruhi kehidupan alam liar di zaman purba. Jawabnya ditawarkan oleh layang-layang gurun berusia 5.500 tahun yang spektakuler di Siria.

Dari ribuan sisa tulang kaki antelop yang telah disembelih yang ditemukan di situs bernama Tell Kuran tersebut, peneliti memperhitungkan bahwa perangkap-perangkap berburu di Timur Tengah - di mana satu rantai layang-layang gurun bisa membentang sampai 60 km menembus Yordania - telah memusnahkan mamalia berpunuk seperti gazel persia.

"Layang-layang gurun dapat memberi tahu kita tentang jalur migrasi hewan di masa lalu," tandas Olivier Barge, arkeolog Perancis yang telah menganalisis lebih dari 140 layang-layang gurun di barat Kazakhstan. "Tetapi, mungkin kita tak pernah tahu seberapa banyak jumlah hewan itu."

Bagaimanapun juga, gema kepunahan hewan-hewan buruan tersebut kini tersimpan di dalam keheningan yang belum tergali di dataran tinggi Ustyurt. Menurut para arkeolog Kazakhstan dan Uzbekistan, hanya 25 tahun yang lalu, puluhan ribu saiga masih sibuk bermigrasi di alam liar Ustyurt.

Bersama kejatuhan Uni Soviet dan meningkatnya perburuan liar, ditambah lagi pembangunan pagar batas wilayah yang diberi kawat duri dan jalur pipa gas di atas tanah, populasi antelop lokal telah merosot menjadi hanya beberapa ribu ekor.

"Para pemburu Zaman Besi tidak membunuh sebanyak itu," ujar Andrey Astafyev, pakar arkeologi di Aktau, di barat Kazakhstan. "Yang pasti, tidak sebanyak yang kita lakukan pada 1990-an, ketika banyak orang menganggur dan tidak ada kendali. Mereka menembaki saiga dengan senapan mesin, lantas menjual tanduknya sebagai obat ke China."

Astafyev menuturkan semua ini sambil berdiri di atas lubang kematian di salah satu layang-layang gurun di puncak dataran tinggi Ustyurt. Ia lalu berpura-pura menjadi saiga yang berlari ke dalam dan ke luar lubang perangkap untuk menunjukkan bagaimana hewan anggun dengan bulu mengilat itu dulu pernah ditangkap.

Saat ini, baik negara Kazakhstan maupun Uzbekistan masih bergumul untuk menyelamatkan hewan-hewan liar mereka dengan upaya-upaya penyelamatan yang mendesak. Dan sementara itu, hamparan layang-layang gurun tidak menangkap apa-apa, kecuali angin lembah yang panas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun