Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Teknologi X-Ray untuk Menguak Karya Seni Tersohor

23 Maret 2018   10:26 Diperbarui: 23 Maret 2018   10:47 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak 2010, timnya telah memindai beberapa lukisan tersohor, seperti Sunflower karya Vincent van Gogh dan The Scream karya Edvard Munch. Pada Ghent Altarpiece, teknik tersebut pertama kali dipakai untuk memindai lukisan sebesar 8 meter persegi.

Hasilnya? Terungkaplah bahwa 70 persen Ghent Altarpiece telah dicat ulang. Tampaknya, lapisan terbawah lukisan menyimpan rahasia kecakapan tingkat tinggi kakak-beradik Jan & Hubert Van Eyck, yang menyelesaikan lukisan ini pada 1432.

Sejak itu, para pekerja restorasi mendapat lampu hijau untuk mengerok seluruh timpaan cat dan pernis agar dapat menyibak lukisan asli di bawahnya. Tugas rumit ini dilakukan di balik panel-panel kaca dan bisa ditonton pengunjung museum.

Restorasi besar-besaran dimulai pada 2012.

Pada awal 2015, para pekerja mulai menempatkan kompres-kompres kecil yang sudah direndam bahan pelarut pada cat permukaan. Lantas, sambil melihat melalui mikroskop, mereka mengupas cat yang sudah melunak dengan tangkai kapas, atau terkadang dengan pisau bedah.

"Ini sungguh pekerjaan rumit," kata Bart Devolder, pekerja restorasi yang berhasil menemukan gambar asli Malaikat Gabriel berusia 500 tahun di salah satu panel.

Setiap serpihan cat kuno diberi setetes isinglass - kolagen alami dari gelembung renang ikan sturgeon - yang dioleskan, dipanaskan, dan ditekan selaras dengan permukaan. Jika cat asli ikut terkelupas, pekerja akan menambalnya dengan campuran kapur dan lem, lantas diberi sentuhan ulang untuk dipadukan ke lukisan asli.

"Hasilnya, tanpa melebih-lebihkan, adalah kemenangan yang inspiratif dan transformatif," tandas Michael Gallagher, anggota komite pakar internasional dan kepala konservatorium di Metropolitan Museum of Art.

Restorasi direncanakan selesai pada 2020, dan St. Bavo's Cathedral berharap lukisan ini bisa kembali ke altar mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun