Saat ini, telah berkembang pula terapi intervensi nyeri dengan pemberian injeksi obat nyeri dan radang pada pada titik pemicu nyeri. Yang penting, jangan mudah termakan mitos yang beredar seputar sakit leher, seperti bahwa nyeri tersebut pertanda kolesterol, salah bantal, atau ovulasi pada wanita.
Untuk langkah pencegahan nyeri dalam kehidupan sehari-hari, ingatlah bahwa jika otot-otot leher digunakan secara berlebihan, maka akan berkontribusi pada ketegangan otot.
Otot-otot di belakang leher adalah otot yang peka dan mudah dipengaruhi aktivitas harian, seperti berjam-jam mengemudi atau membaca di tempat tidur. Seiring waktu, ketegangan yang berulang pada otot-otot ini dapat menjadi nyeri kronis.
Patut diingat pula bahwa berbaring pada postur yang buruk dalam periode waktu yang panjang merupakan penyebab umum dari ketegangan-ketegangan otot leher. Kalau sudah begini, penggunaan koyo dan bantal panas boleh saja diberikan untuk melemaskan otot yang tegangÂ
Pijitan yang dilakukan oleh tim rehabilitasi medis juga dapat efektif, namun usaha membunyikan leher yang sering dilakukan tukang pijat sebaiknya dihindari, karena ini dapat menyebabkan cedera saraf di daerah leher.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H