Taman menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan rumah. Justru dengan adanya taman, lingkungan rumah menjadi jauh lebih asri. Bagaimana jika lahan rumah terbatas? Temukan solusinya.
Tinggal di perkotaan, luas lahan yang tersedia dan terjangkau semakin terbatas. Sehingga tinggal di hunian mini dengan kebutuhan ruang yang minimal pun diterima dengan lapang dada.
Semisal Anda tinggal di apartemen pastinya tidak bisa melebarkan lahan seperti halnya membangun rumah bertingkat. Nah, terbatasnya lahan ini juga akhirnya membuat hunian tak leluasa dalam menghadirkan lahan penghijauan. Sayang sekali, bukan?
Padahal memiliki taman merupakan hal krusial sekali bagi wajah dan keasrian sebuah hunian. Dengan menghadirkan penghijauan, secara estetika, rumah jauh dari kesan gersang, kering dan tak bernyawa. Sebaliknya bila di sana-sini bersemi tanaman hijau serta bebungaan warna-warni, rumah pun tampak asri dan cantik, serta udara tercium segar.
Di tengah kondisi global lingkungan saat ini yang serba polutif, taman memberikan banyak manfaat. Yang pasti sebagai paru-paru kota dan menamengi rumah dari udara yang berpolusi, serta memberikan keteduhan bagi lingkungan sekitar.
Pertanyaannya sekarang, bagaimana solusinya jika lahan untuk tanaman itu terbatas? "Buat saja taman vertikal," papar Ir. Anggia Murni, arsitek lansekap dari Tropica Greeneries.
Taman vertikal sebenarnya tak jauh berbeda dari taman pada umumnya. Yang membedakan pada taman vertikal adalah posisinya saja. Pada taman ini seluruh tanaman berada pada posisi vertikal atau lurus tegak.
Pilihan untuk membuat taman vertikal ini tentu saja tak jauh dari urusan keterbatasan lahan. Dengan memosisikan tanaman lurus tegak, maka lahan yang digunakan juga semakin minim. Selain itu biasanya taman vertikal diaplikasikan pada rumah yang berhadapan langsung dengan dinding yang menjulang tinggi.
"Melihat dinding masif yang tinggi dari rumah tentu juga membuat efek tak baik. Memandang sesuatu yang hijau tentu lebih menyenangkan. Misalnya saja dengan membuat taman vertikal pada salah satu dinding," jelas Ir. Anggia Murni lagi.
Lebih lanjut dikatakannya, rumah yang menghadap barat cenderung menyerap sinar matahari lebih besar. Bagi pengguna AC juga akan membuatnya bekerja lebih keras. Dengan adanya taman vertikal, penyerapan sinar itu bisa dikurangi. Jadi, bisa sekalian mengurangi global warning.
Banyak variasi taman vertikal, namun esensinya selalu mengambil posisi tegak. Murni mencontohkan, sebenarnya kebiasaan membuat taman vertikal ini sudah banyak dilakukan masyarakat Indonesia.
"Dengan menggantung tanaman pada pot-pot, lalu meletakkannya di depan jendela, itu sudah bisa disebut taman vertikal," ujar Murni. "Sedangkan variasi lain dari taman vertikal adalah dengan membiarkan tanaman tumbuh menjalar begitu saja atau mengisi penampang dinding."
High Maintenance
Ada banyak cara membuat taman vertikal. Bentuk sederhananya bisa menggunakan planter boxatau dengan pipa PVC yang dipotong. Untuk menggunakannya beri jarak antara tembok dengan planter atau PVC, setidaknya 5 cm. Sebab jika tidak diberi jarak, tembok akan cepat berlumut.
Taman vertikal membutuhkan perawatan yang tidak mudah. Hal ini karena bidang jangkaunya yang tinggi. Maka hal yang paling penting saat membuat taman vertikal adalah mengatur sistem irigasi dengan baik.
Taman vertikal membutuhkan teknik penyiraman khusus, karena dindingnya tinggi jadi perlu high pressureuntuk menyiram tanaman. Sistem ini nantinya akan membantu tanaman yang berada di puncak ketinggian.
Jika menggunakan selang air akan kesulitan mencapai dinding yang tinggi. Namun tidak akan menjadi masalah jika tembok relatif pendek. Minusnya penyiraman dengan selang, kemungkinan media tanam akan tumpah atau membuat posisi tanaman jadi terbalik.
Sistem irigasi yang tepat untuk taman vertikal adalah menggunakan sprakle system. Air diteteskan melalui saluran air. Atau bisa juga memakai gel sebagai media tanam. Fungsi gel ini akan menyerap air dan dikeluarkan sesuai kebutuhan tanaman. Intensitas penyiraman tidak perlu terlalu sering.
Jenis Tanaman dan Media Tanam
Tanaman yang digunakan untuk membuat taman vertikal biasanya berupa tanaman merambat. Namun tidak semua jenis tanaman ini bisa digunakan untuk taman vertikal.
Contohnya, bougenvile. Tanaman jenis ini tidak bisa digunakan sebagai taman vertikal, karena mengandung unsur kayu yang membuat tanaman lebih bervolume. Jika ditempatkan di ketinggian dinding, planter box tak akan kuat menahan beban tersebut sehingga tanaman bisa jatuh. Untuk itu penting mempelajari dulu sifat tanaman rambat.
Selain itu membuat taman vertikal memerlukan media tanam yang khusus. Yang dibutuhkan adalah media tanam yang ringan. Misalnya, dengan menggunakan sekam bakar dan cocopeat.
Sinar matahari tampaknya tak terlalu menjadi soal. Tinggal mengakali memilih tanaman yang cocok. Jenis tanaman indoor plant tentu saja akan lebih tahan meski hanya terkena intensitas matahari yang minim.
Meski taman vertikal membutuhkan perawatan ekstra, tak ada salahnya bereksperimen. Selamat berkreasi!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H