"Dalam pendidikan karakter, kebaikan itu sering kali dirangkum dalam sederet sifat-sifat baik. Maka, pendidikan karakter adalah sebuah upaya untuk membimbing perilaku manusia menuju standar-standar baku," jelas Diah.
Kedua pakar ini sepakat akan pentingnya pendidikan karakter sedini mungkin.
Mengapa? Keberhasilan suatu bangsa dalam memperoleh tujuan tidak hanya ditentukan oleh melimpah-ruahnya sumber daya alam, tetapi sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia, tegas Diah.
"Bahkan, ada yang mengatakan bahwa bangsa yang besar dapat dilihat dari kualitas/karakter manusianya sendiri. Apabila rusak karakter manusianya, maka runtuhlah bangsa tersebut," kata Diah.
"Pendidikan karakter penting karena menjadi panduan anak dalam menjalani hidupnya kelak, baik sebagai individu yang memiliki kebutuhan dan keinginan maupun sebagai anggota masyarakat yang hidup di antara orang lain, yang juga memiliki keinginan dan kebutuhan yang bisa jadi sama atau berbeda," tandas Diah.
Karena itu, Diah menilai bahwa tujuan dari pendidikan karakter adalah menciptakan kehidupan yang harmonis bagi individu sebagai anggota masyarakat.
Apa saja aspek yang perlu diajarkan dalam pendidikan karakter?
Menurut Diah, ada tiga hal penting. Dua yang pertama adalah moral knowingdan moral lovingatau moral feeling - yang merupakan penguatan aspek emosi untuk menjadi manusia berkarakter. Ketiga adalah moral doing/acting yaitu apa yang dilakukan memberikan manfaat bukan hanya pada diri sendiri, tetapi juga pada orang lain.
Sementara itu, Esti memaparkan bahwa pada dasarnya pendidikan karakter berupaya mengajarkan aspek-aspek yang bernilai luhur. Aspek mendasar itu adalah saling menghargai dan tanggungjawab, seperti ditegaskan Thomas Lickona dalam Educating for Character.
"Dalam respect juga dapat ditemukan aspek yang lain, seperti peduli, kasih sayang, tolong menolong. Dalam aspek responsibilty, dapat ditemukan aspek jujur, bekerja keras, dan percaya diri," papar Esti.
Yang pasti, pendidikan karakter harus dilakukan dalam tahap-tahap perkembangan anak sejak usia dini sampai dewasa. Sumbernya dari orangtua, guru, dan sekolah.