Ingin ikut melestarikan mangrove?Â
Di sini ada fasilitas penanaman pohon, lho. Tanaman tersebut lantas akan dilabeli dengan nama individu maupun institusi yang telah berpartisipasi. Dengan membayar biaya perawatan, mangrove yang ditanam dijamin berkembang sampai besar karena dirawat khusus oleh tenaga profesional.
Pilihan lain menyusuri hutan mangrove adalah dengan menggunakan kano dan perahu dayung. Memang, ada tarif khusus di luar tiket masuk yang dikenakan untuk area wisata ini. Namun, sensasinya juga tentu berbeda karena Anda akan menyusuri mangrove langsung di rawa-rawa tempatnya bertumbuh.
Selain itu, TWA Angke Kapuk juga dapat dimanfaatkan untuk ragam kegiatan, dari outbound, berkemah, pemotretan, hingga pernikahan. Ada pula pendopo besar dan sejumlah vila pondok alam dengan berbagai ukuran dan kapasitas.
Semua bangunan tersebut terbuat dari kayu merbau, kayu mengkiran, dan kayu kelapa. Tak ada bangunan beton di area TWA. Semua melebur dalam nuansa alami khas hutan dan ekosistem pantai.
Sejak dibuka pada 2010, jumlah pengunjung TWA meningkat dari tahun ke tahun, meski masih jauh di bawah area wisata lain di ibukota.
Namun, sebagai ekowisata berbasis konservasi, jumlah pengunjung TWA memang harus memenuhi daya dukung kelestarian ekosistem. Jika terlalu banyak, dikhawatirkan akan menghilangkan nilai ekowisata itu sendiri. Padahal, ekosistem, suasana alam, dan potensi hayati di dalamnya merupakan unsur penting yang dikembangkan di TWA.
"Kehadiran TWA bukan untuk menarik pengunjung sebanyak-banyaknya," tegas Ir. Evi Haerlina, Plt. Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam DKI Jakarta.
"Sebaliknya, keberadaan TWA bertujuan untuk menjadi sarana edukasi lingkungan, agar pengunjung yang datang dapat memahami ekosistem mangrove dan biota yang ada di sekitarnya," papar Evi.
"Dengan melihat konservasi hutan mangrove secara langsung, pengunjung juga diharapkan akan memahami manfaat mangrove untuk kelestarian alam, terutama sebagai hutan kota dan penangkal abrasi laut," ungkapnya lagi.
Jakarta sangat membutuhkan mangrove, karena fungsi dan manfaatnya sangat besar bagi area pesisir ibukota, di antaranya mencegah intrusi air laut ke daratan dan meredam bencana banjir, karena satu gram lumpur mampu menyerap tiga gram air.