Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Mari Mengenal Indonesia Museum of Health and Medicine

6 Desember 2017   10:17 Diperbarui: 12 Desember 2017   10:19 1739
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Museum yang baru diresmikan pada 17 September 2017 lalu ini mengusung konsep kombinasi pembelajaran tradisional klasik dan digital.  Anda bisa mengajak keluarga mengenal dunia  kedokteran dan mencintai kesehatannya.

Indonesia Museum of Health and Medicine adalah hasil metamorfosis dari Museum Anatomi dan Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).

Seiring dibangunnya gedung IMERI (Indonesia Medical Education and Research Institute) di kompleks FKUI Salemba, tempat yang disebut juga iMuseum ini tampil dengan wajah baru yang modern, namun tanpa meninggalkan nilai sejarah dan warisan budaya.

Begitu Anda melangkahkan kaki ke sini, nuansa hijau toska, pencahayaan yang benderang, dan kesan lapang akan menyambut Anda. Memang, museum yang memiliki lebih dari 5.000 koleksi ini mengusung tema simplicity futuristic.

www.jawapos.com
www.jawapos.com
Jangan kaget jika di area lobi, Anda langsung menemui informasi tentang proses penurunan sifat yang diperankan oleh DNA, baik dengan poster maupun tayangan animasi. DNA double helix - simbol mata rantai DNA - memang dipilih sebagai ikon iMuseum.

Sementara itu, sisi kanan lobi menampilkan lima fosil kepala manusia purba. Dinding-dinding museum juga dijadikan etalase yang menampilkan sejumlah alat bantu pendidikan kedokteran, seperti alat bedah, mikroskop, hingga poster-poster suasana perkuliahan zaman dahulu. Tak ketinggalan sebuah panji besar bertuliskan sumpah dokter.

Masuklah ke area "Medical Education Journey in Indonesia". Di sini, informasi perjalanan sejarah pendidikan kedokteran di Indonesia tersaji lengkap, baik zaman Belanda, Jepang, pasca kemerdekaan, hingga kini. Anda juga bisa melihat buku besar keterangan studi dan kartu mahasiswa STOVIA, sekolah kedokteran di Belanda.

Area selanjutnya adalah "Health Education", yang menunjukkan informasi siklus kehidupan manusia, mulai dari pembuahan hingga lanjut usia.

Di sini, terdapat ruang edutainment  untuk pengunjung anak. Area ini menyajikan informasi menarik tentang tubuh manusia dan cara menjaga kebersihan diri. Ada pula berbagai permainan edukatif dan interaktif bagi si kecil.

Sebuah area bertajuk "Medical Collection" menjadi tempat khusus yang memamerkan koleksi spesimen kedokteran. Ini adalah bagian terbatas yang memerlukan perjanjian. Apa rasanya ketika Anda berada di sana? Seperti masuk ke dalam tubuh sendiri!

Di sinilah tempat mempelajari anatomi tubuh manusia dan perkembangannya, baik normal maupun patologis. Spesimen asli dari organ tubuh, dari ujung kepala sampai ujung kaki, diawetkan dalam bejana kaca dan air berformalin.

Untuk mendapatkan pemahaman akurat mengenai spesimen-spesimen ini, pengunjung akan didampingi pemandu yang merupakan staf pengajar anatomi FKUI.

Sering kali, penyandang gelar master dalam bidang anatomi ikut "turun" demi memberi pemahaman tepat pada pengunjung, termasuk meluruskan mitos pencurian organ yang kerap dialamatkan pada fakultas kedokteran.

Padahal, spesimen organ yang menjadi materi belajar yang penting ini berasal dari tubuh yang memang telah disumbangkan untuk ilmu kedokteran, dan bukan dari otopsi.

"Pengunjung tidak boleh masuk begitu saja di area spesimen ini. Kalau bukan untuk kepentingan belajar, maka tidak boleh masuk," tegas Dr. Isabella Kurnia Liem, M.Biomed., PA, PhD, Kepala iMuseum.

Pakar yang juga tercatat sebagai Kepala Departemen Anatomi FKUI ini menuturkan bahwa spesimen-spesimen yang ada di iMuseum persis seperti koleksi yang dimiliki museum-museum kedokteran di dunia, seperti Australia, Jepang, dan Belanda.

Sementara itu, Sasanthy Kusumaningtyas, SSi., M.Biomed., staf pengajar Departemen Anatomi FKUI, menjelaskan bahwa area khusus ini dibagi sesuai regio tubuh.

Spesimen dikelompokkan dari bagian kepala, leher, otak, dada, perut, panggul, sampai alat gerak. Selain itu, ada pula perkembangan embriologi, dari masa janin sampai neonatus, plus kelainan yang ada.

Selain spesimen, di area ini juga terdapat meja anatomi 3D dengan layar besar.

Tujuannya? Mempelajari kasus yang bersumber dari foto CT scan yang diubah menjadi tayangan 3D. Kita bisa melihat setiap detail dari pembuluh saraf. Ini tentu berguna untuk kebutuhan belajar mahasiswa kedokteran, dari jenjang S1 sampai konsultan.

Meja anatomi yang hanya satu-satunya di Indonesia ini adalah sentuhan teknologi terkini di iMuseum, seperti terlihat dari beberapa komputer sentuh yang tersebar di sejumlah titik. Di sini, pengunjung bisa mencari informasi lebih detail tentang objek yang dipamerkan.

"Gunakan iMuseum yang telah dibangun dengan susah payah dan dana besar ini untuk belajar dan menghargai tubuh sendiri," pesan Dr. Bella.

Memang, dengan luas total 700 meter persegi, iMuseum tampak "mini" dibanding museum lain. Dengan keterbatasan tempat, peran teknologi pun penting, seperti fasilitas komputer layar sentuh, agar pengunjung bisa menggali lebih jauh tentang informasi yang dibutuhkan.

Saat ini, pihak pengelola menyediakan paket tur lengkap sejarah FKUI, yang dimulai dari teras FKUI, iMuseum, dan berakhir di Departemen Anatomi. Di salah satu ruangan, misalnya, Anda bisa melihat podium, meja, dan kursi tempat Dr. Sutomo berkuliah.

Yuk, ajak keluarga mengenal dan menyayangi tubuh dan kesehatan mereka di iMuseum!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun