Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Mari Mengenal Indonesia Museum of Health and Medicine

6 Desember 2017   10:17 Diperbarui: 12 Desember 2017   10:19 1739
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk mendapatkan pemahaman akurat mengenai spesimen-spesimen ini, pengunjung akan didampingi pemandu yang merupakan staf pengajar anatomi FKUI.

Sering kali, penyandang gelar master dalam bidang anatomi ikut "turun" demi memberi pemahaman tepat pada pengunjung, termasuk meluruskan mitos pencurian organ yang kerap dialamatkan pada fakultas kedokteran.

Padahal, spesimen organ yang menjadi materi belajar yang penting ini berasal dari tubuh yang memang telah disumbangkan untuk ilmu kedokteran, dan bukan dari otopsi.

"Pengunjung tidak boleh masuk begitu saja di area spesimen ini. Kalau bukan untuk kepentingan belajar, maka tidak boleh masuk," tegas Dr. Isabella Kurnia Liem, M.Biomed., PA, PhD, Kepala iMuseum.

Pakar yang juga tercatat sebagai Kepala Departemen Anatomi FKUI ini menuturkan bahwa spesimen-spesimen yang ada di iMuseum persis seperti koleksi yang dimiliki museum-museum kedokteran di dunia, seperti Australia, Jepang, dan Belanda.

Sementara itu, Sasanthy Kusumaningtyas, SSi., M.Biomed., staf pengajar Departemen Anatomi FKUI, menjelaskan bahwa area khusus ini dibagi sesuai regio tubuh.

Spesimen dikelompokkan dari bagian kepala, leher, otak, dada, perut, panggul, sampai alat gerak. Selain itu, ada pula perkembangan embriologi, dari masa janin sampai neonatus, plus kelainan yang ada.

Selain spesimen, di area ini juga terdapat meja anatomi 3D dengan layar besar.

Tujuannya? Mempelajari kasus yang bersumber dari foto CT scan yang diubah menjadi tayangan 3D. Kita bisa melihat setiap detail dari pembuluh saraf. Ini tentu berguna untuk kebutuhan belajar mahasiswa kedokteran, dari jenjang S1 sampai konsultan.

Meja anatomi yang hanya satu-satunya di Indonesia ini adalah sentuhan teknologi terkini di iMuseum, seperti terlihat dari beberapa komputer sentuh yang tersebar di sejumlah titik. Di sini, pengunjung bisa mencari informasi lebih detail tentang objek yang dipamerkan.

"Gunakan iMuseum yang telah dibangun dengan susah payah dan dana besar ini untuk belajar dan menghargai tubuh sendiri," pesan Dr. Bella.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun