Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Tuntutan Reformasi Mahasiswa Terkilas di Museum Tragedi 12 Mei Trisakti

20 Oktober 2017   15:15 Diperbarui: 21 Oktober 2017   21:02 3886
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lubang dengan karakternya yang terdapat pada masing-masing tugu menggambarkan posisi lubang peluru yang menembus bagian tubuh empat Pahlawan Reformasi. Segi empat yang mengalami perubahan pada puncak tugu menjadi bentuk segitiga sebagai bentuk yang rigid, merefleksikan reformasi total yang diperjuangkan mahasiswa. Dan akses tugu terdiri dari empat arah. Satu arah berhadapan dengan gedung DR. Sjarief Thajeb berbentuk formal dengan anak tangga berjumlah sembilan buah (jumlah fakultas yang ada di Universitas Trisakti) yang digunakan untuk kegiatan upacara dan tiga akses lainnya berkesan informal yang berkonteks pada situasi yang terjadi saat itu.

Dr. Hein Wangania, SH., MM., MH, Wakil Rektor III Universitas Trisakti di ruang kerjanya lantai 9 Gedung DR. Sjarief Thajeb menuturkan perihal museum seraya mengenang peristiwa berdarah di kampusnya.

"Museum Tragedi 12 Mei Trisakti ini memang tuntutan civitas akademika, apa yang harus dilakukan setelah peristiwa bersejarah itu. Museum ini sebagai satu pusat informasi tentang cerita 12 Mei 1998, bagaimana awalnya gerakan mahasiswa hingga tragedi nasional itu terjadi. Inilah tempat yang selalu ingin kami kenang, kami hormati dan kami doakan," ujar Hein dengan gurat duka teringat pada peristiwa tersebut.

Karena sejatinya, lanjut Hein, museum merupakan suatu tempat menyimpan satu kejadian penting untuk selalu diingat dan dikenang. Itulah sebabnya seluruh mahasiswa Trisakti terutama yang baru, harus tahu apa yang terjadi di kampus ini tahun 1998 lalu.

"Museum dan monumen ini merupakan satu pembelajaran bahwa puluhan tahun lalu ada kakak-kakaknya yang pernah berjuang menuntut keadilan dan menuntut reformasi di negara ini. Cerita ini harus terus disampaikan. Begitu juga untuk masyarakat umum di luar kampus, museum ini sebagai pusat informasi dan kenangan akan tragedi 13 Mei 1998," tegasnya kemudian.

Tepat di simpang Grogol terdapat prasasti peringatan Reformasi 12 Mei 1998 yang ditandatangani oleh jajaran Pemda DKI beserta perwakilan Universitas Trisakti pada bulan Desember 2014 lalu. Prasasti ini semakin melengkapi, selain museum dan monumen yang sudah ada.

Tak hanya itu, tiap tanggal 12 Mei diperingati dengan menggelar berbagai rangkaian acara, seperti doa bersama, renungan, upacara, tabur bunga dan kunjungan ke makam empat Pahlawan Reformasi. Yang diikuti oleh seluruh civitas akademika, Muspida, para alumni juga pihak keluarga almarhum.

Ke depannya pihak kampus Usakti sedang mempersiapkan gedung yang lebih representatif untuk pengembangan museum ini.

"Semua ini, baik museum, monumen dan prasasti juga acara peringatan setiap tahunnya, sebagai proses pembelajaran bahwa yang namanya kekuasaan otoriter akan meninggalkan trauma, bahwa perjuangan reformasi ini memakan korban jiwa," kata Hein menegaskan.

Karena itu seluruh keluarga besar Universitas Trisakti berusaha menjaga jejak-jejak tersebut. Itulah sebabnya tiap tahun ada peringatan agar negara memahami ada peristiwa 12 Mei 1998 dalam sejarah perjalanan bangsa ini. Menginginkan mahasiswa untuk terus menggemakan suara rakyat tentang ketidakadilan Dan tentu saja mengingatkan penguasa bahwa ada PR rumah yang tak kunjung tuntas yaitu menguak tabir yang sesungguhnya di balik tragedi berdarah 1998 silam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun