Ukiran tradisional Asmat yang paling mengerikan adalah Bisj. Bisj adalah tiang kayu yang mewakili para leluhur yang telah meninggal dunia. Tiang Bisj tersusun dari dua figur leluhur atau lebih yang diukir bertingkat atas-bawah.
Pada awalnya, Bisj dibuat sebagai perlengkapan dalam upacara tradisional pemenggalan kepala (head-hunting) dan kanibalisme para musuh yang berhasil dikalahkan agar arwah leluhur tenang. Setelah wilayah Papua menjadi bagian RI tahun 1963, pemerintah melarang pembuatan Bisj untuk mencegah upacara head-hunting dan kanibalisme, sehingga kini tradisi Bisj sudah memudar dan mulai terlupakan orang.
Sebagai gantinya, diadakanlah Festival Budaya Asmat yang biasanya dilaksanakan pada bulan Oktober. Menjelang festival biasanya di setiap kampung, warga Asmat melakukan kegiatan mengukir secara berkelompok di Jeu, rumah tradisional Asmat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H