Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Seni Ukir Asmat Lahir dari Upacara Keagamaan

12 Oktober 2017   15:30 Diperbarui: 12 Oktober 2017   16:15 2956
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: jejejacklints.blogspot.com

Ukiran tradisional Asmat yang paling mengerikan adalah Bisj. Bisj adalah tiang kayu yang mewakili para leluhur yang telah meninggal dunia. Tiang Bisj tersusun dari dua figur leluhur atau lebih yang diukir bertingkat atas-bawah.

Pada awalnya, Bisj dibuat sebagai perlengkapan dalam upacara tradisional pemenggalan kepala (head-hunting) dan kanibalisme para musuh yang berhasil dikalahkan agar arwah leluhur tenang. Setelah wilayah Papua menjadi bagian RI tahun 1963, pemerintah melarang pembuatan Bisj untuk mencegah upacara head-hunting dan kanibalisme, sehingga kini tradisi Bisj sudah memudar dan mulai terlupakan orang.

Sebagai gantinya, diadakanlah Festival Budaya Asmat yang biasanya dilaksanakan pada bulan Oktober. Menjelang festival biasanya di setiap kampung, warga Asmat melakukan kegiatan mengukir secara berkelompok di Jeu, rumah tradisional Asmat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun