Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Bola

Hukuman Berat Menanti Skuat Issara Sritaro, FAT Marah Besar atas Kekacauan di Laga Kontra Indonesia U-22

18 Mei 2023   11:14 Diperbarui: 18 Mei 2023   11:27 895
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Final cabor sepakbola antara Indonesia U-22 versus Thailand U-22 tercatat sebagai laga yang paling brutal di antara laga-laga lainnya di SEA Games 2023 Kamboja.

Sebanyak 7 kartu merah keluar dari kantong wasit asal Oman Matar Ali Al Hatmi kepada para pemain dan official kedua kesebelasan.

Tiga pemain Thailand yang kena kartu merah itu adalah Teerasak Poeiphimai di menit ke-118, Jonathan Khemdee di menit ke-102, dan Soponwit Rakyart di menit ke 95.

Satu untuk pemain Indonesia Komang Teguh (95).

Ofisial Thailand kena 2 dan Timnas Indonesia U-22 1 kartu merah.

Menanggapi hal tersebut FAT (Federasi Sepakbola Thailand) berjanji tidak akan melindungi siapapun kubu Thailand yang bersalah telah melakukan kekacauan.

Namun untuk itu FAT segera akan membentuk Tim Investigasi untuk menyelidiki kasus tersebut.

Keributan antar kubu Indonesia dan Thailand terjadi setelah Irfan Jauhari mencetak gol ketiga buat Timnas Indonesia U-22 di menit kedua babak perpanjangan waktu.

Seperti diketahui, sebelumnya Thailand menciptakan gol di menit 90+9 oleh Yotsakon Burapha yang menyamakan kedudukan menjadi 2-2.

Pada saat itu para pemain Thailand melakukan selebrasi dengan melewati bench kubu Indonesia.

Setelah Irfan Jauhari membuat gol, para pemain Indonesia membalas dengan melakukan selebrasi melewati bench kubu Thailand.

Tak terima dengan kondisi tersebut, kubu Thailand menonjok ofisial Indonesia.

Salah satunya yang menjadi korban adalah Sumardji, manajer Timnas Indonesia U-22. Sumardji terkejut tiba-tiba ada orang yang memukulnya sehingga Sumardji tersungkur dan bibirnya berdarah.

Melihat kejadian itu kiper Thailand Soponwit Rakyart berlari mendekati kerumunan dari gawangnya dan menonjok Komang Teguh.

Komang Teguh membalasnya. Itulah yang menjadi penyebab Soponwit dan Komang kena kartu merah.

Laga itu sendiri akhirnya dimenangkan oleh Indonesia dengan skor 5-2.

Gol pertama Garuda Muda dicetak ke-21. Ramadhan Sananta menanduk bola hasil dari lemparan jauh kedalam yang dilepaskan Alfeanda Dewangga.

Indonesia menggandakan keunggulan di menit ke 45+5 juga dari Ramadhan Sananta.

Menerima operan panjang dari Rizky Ridho, pemain PSM Makassar itu menceploskan si kulit bundar.

Gol Thailand yang memperkecil ketinggalan terjadi di menit ke-65.

Anan Yodsangwal menyundul bola hasil dari sebuah tendangan penjuru.

Ketika wasit meniup peluit di menit-menit akhir pertandingan, para ofisial Indonesia termasuk pelatih Indra Sjafri sudah berhamburan ke lapangan untuk bersukacita. 

Namun ternyata itu bukan peluit panjang tanda pertandingan berakhir. Masih ada waktu, bahkan Thailand menciptakan gol penyama kedudukan.

Sedangkan dua gol untuk Indonesia lainnya diciptakan oleh Fajar Fathur Rahman dan Beckham Putra Nugraha.

Dengan kemenangan itu, Indonesia keluar sebagai juara dan mendapatkan medali emas kembali setelah terakhir kalinya pada tahun 1991 atau 32 tahun yang lalu.

"Kami ingin sampaikan belasungkawa atas kejadian ini. Laga Thailand versus Indonesia. Kami mohon maaf, meraih medali perak tidak diharapkan para pemain dan pelatih. Namun sepakbola adalah olahraga yang kompetitif," tulis FAT di akun resmi Facebook nya.

Lebih lanjut FAT mengatakan sebelumnya Thailand yakin dapat merebut medali emas. Namun ada pemenang dalam suatu pertandingan.

Dan Thailand harus memperbaiki kembali ke kompetisi lagi.

FAT selain minta maaf juga merasa kecewa atas kekacauan yang terjadi.

Hal tersebut dapat berpengaruh kepada citra Thailand di dunia internasional.

Harus menyadari kedewasaan di persaingan internasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun