Dalam kisah diriwayatkan jika Nabi Muhammad SAW menikahi Aisyah menjadi istrinya di bulan Syawal.
"Nabi Muhammad menikah di bulan Syawal untuk membantah keyakinan sebagian masyarakat pada saat itu menikah di bulan Syawal bakal menyebabkan masalah dalam perkawinannya kelak," kata Ibnu Katsir.
Dalam kepercayaan kaum Quraish pada waktu itu tertanam keyakinan bahwa mereka yang menikah di bulan Syawal kelak akan mengalami masalah dalam perkawinannya, seperti perceraian.
Kaum Quraish tidak suka jika orang melakukan perkawinan di antara dua 'ied (IdulFitri dan Idul Adha)
Dengan mengikuti Sunnah Nabi Muhammad SAW tersebut, maka umat Muslim percaya bahwa menikah di bulan Syawal justru akan membawa keberkahan tersendiri.
Menurut saya sendiri, banyak orang melakukan perkawinannya di bulan Syawal karena karena ada waktu yang lebih banyak untuk menikmati "bulan madu".
Mereka bisa menikmati cuti panjang lebaran lebih lama lagi, misalnya di kampung halaman.Â
Mereka bisa meminta ijin kepada bos atau majikannya untuk cuti lebih panjang dengan alasan untuk menikah dulu.
Jadi dengan demikian, jika melangsungkan perkawinan di bulan yang lain, maka itu nantinya akan mengganggu pekerjaan.
Hitung-hitung menambah panjang umur setelah cuti panjang Lebaran. Sekaligus "mencuri" waktu.
Dinukil dari Islampos.com, bulan Syawal merupakan bulan yang istimewa.