Arrundina Puspita Dewi, seorang psikolog klinis dari Ohana Space mengatakan manfaat yang dipetik dari saling memaafkan ini bukan hanya berguna untuk diri sendiri juga untuk orang lain.
"Makna memaafkan pada saat Idul Fitri melepaskan emosi negatif yang selama ini membebani serta menghilangkan prasangka negatif kepada orang yang selama ini menyakiti kita," kata Dewi, Selasa (11/4/2023).
Senada dengan Dewi, psikolog Annisa Mega Radyani, MPsi juga dari Ohana Space mengatakan memaafkan bukan berarti membenarkan perilaku orang yang telah menyakiti kita.
Saling memaafkan berarti sudah menerima apa yang terjadi dan melepaskan emosi negatif selama ini.
Ya betul, menyimpan dendam dan sakit hati kepada orang lain maka itu akan menjadi beban di dalam diri kita.
Tak jarang karenanya tidur serasa gelisah dan selalu dihantui pertanyaan "bagaimana membalas perlakuannya?"
"Orang itu koq ga sadar-sadar akan kelakuannya. Mereka buta apa pada kelakuannya. Selalu begitu kelakuannya, menyakiti hati dan menimbulkan dendam?"
Untuk itulah tradisi silaturahmi di Hari Raya Idul Fitri merupakan momen yang tepat untuk saling maaf-maafan.
Ya, setelah satu bulan lamanya kita berpuasa menjalankan perintah agama, maka setelah akhir Ramadhan tibalah Lebaran dan tradisi Silaturahmi, saling maaf-memaafkan.
Demikian tradisi silaturahmi atau saling maaf-memaafkan dilihat dari psikolog Annisa dan Arrundina.
Saling maaf-maafan ini erat kaitannya dengan tradisi Silaturahmi.