Melihat sejarahnya, Indonesia tidak bisa begitu saja merasa terhibur karena gagal menjadi tuan rumah Piala Dunia karena kondisi politik.
Selepas pertemuan antara delegasi Indonesia yang dipimpin Ketua Umum PSSI Erick Thohir dengan Presiden FIFA Gianni Infantino di Doha, Qatar, Rabu (29/3/2023), FIFA secara resmi mengumumkan pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
Memalukan, oleh karena suara-suara sumbang di tanah air yang menolak kehadiran Timnas Israel di Indonesia menjadi biang keroknya.
Namun dalam pengumuman itu tidak disebutkan kata Israel. Justru menyebutkan karena Tragedi Oktober 2022.
Jika merunut ke belakang, selain Indonesia ada 2 negara lainnya yang dibatalkan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 karena kondisi politik.
Kedua negara yang dimaksud adalah Irak dan Yugoslavia.
Mimpi Irak untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2003 menjadi batal.
Dalam dunia politik yang berkaitan dengan Irak dan Saddam Hussein dikenal adanya istilah Invasi Irak 2003 atau dengan kode "Operasi Pembebasan Irak".
Amerika Serikat mengadakan invasi ke Irak melucuti senjata pemusnah massal dan dukungan Saddam Hussein kepada terorisme.
Kondisi tersebut menyebabkan FIFA membatalkan negara 1001 malam itu sebagai tuan rumah dan memilih Uni Emirat Arab sebagai tuan rumah yang baru.
Jika kini kita mengenal negara-negara seperti Albania, Montenegro, Serbia, Bosnia Herzegovina, Kroasia, dan Slovenia.
Negara-negara itu sebelumnya merupakan satu kesatuan dari negara yang disebut dengan Yugoslavia.
Karena terjadi konflik antar suku tersebut, maka meletus lah perang di negaranya Yoseph Broz Tito itu antara tahun 1991 hingga 2001.
Sehingga dengan demikian Yugoslavia yang semula akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 1993 dibatalkan.
Tempatnya lantas diambil alih oleh Australia.
Politiknya sekarang di Indonesia, sejumlah pihak menolak kehadiran Timnas Israel di Indonesia karena Indonesia memperjuangkan dan mendukung hak Palestina untuk merdeka.
Bahwa segala penjajahan di muka bumi ini harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan hak asasi manusia.
Sayang sekali, sepakbola Indonesia menjadi hancur lebur karena penolakan itu, bukan hanya sekedar dicabut haknya sebagai salah satu peserta Piala Dunia U-20.
Ada dua pejabat yang dituding berkoar-koar menolak kedatangan Timnas Israel ke Indonesia. Dialah Gubernur Bali I Wayan Koster dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Kedua pernyataan itu berbanding terbalik dengan Walikota Solo Gibran Rakabuming.
Bahkan Gibran menawarkan Solo menjadi kota penyelenggara drawing setelah Bali urung karena ada I Wayan Koster.
Bahkan salah satu dari putra Presiden Jokowi itu menghargai keputusan FIFA.
"Ada yang batal," tulis Gibran di akun Twitternya, 30 Maret 2023.
Gibran meneruskan unggahannya "tapi bukan puasa".
Tak pelak cuitan Gibran itu mendapatkan banyak komentar dari para netizen.