Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Tradisi

Mengenal Obrog-obrog, Tradisi Warga Majalengka Bangunkan Orang untuk Sahur

26 Maret 2023   10:06 Diperbarui: 26 Maret 2023   10:08 1171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Obrog-obrog, tradisi membangunkan sahur warga Majalengka (detik.inet.id)

Sahur.... Sahur.. sahur....

Tak pelak aktivitas sahur di bulan Ramadhan menjadi salah penyumbang terbesar dari "Ramadhan Kareem" atau Indahnya Bulan Ramadhan.

Berpuasa di bulan suci adalah tidak makan dan tidak minum selama waktu imsak hingga maghrib.

Namun untuk memulai hari itu, kita harus "isi bensin" dulu biar full agar kuat sampai ke tujuan, istilahnya makan sahur.

Seperti yang dianjurkan oleh Rasulullah, bahwa menjalankan Ramadhan itu harus disertai niat dan kegembiraan, tak pelak ada beberapa tradisi untuk itu.

Tak ketinggalan di Jawa Barat mereka juga memiliki tradisi untuk membangunkan orang untuk makan sahur.

Tradisi ini juga terpantau ada di sejumlah tempat lainnya di sejumlah negara.

Mereka berteriak atau dengan membunyikan tetabuhan seadanya keliling kampung.

Jika tidak mempunyai alat-alat musik, anak-anak atau remaja menggunakan alat-alat rumah tangga mulai dari panci, piring, atau ember.

Seiring dengan perkembangan zaman, kini mereka menggunakan alat-alat musik.

Obrog-obrog merupakan tradisi membangunkan orang untuk sahur warga Majalengka, Jawa Barat.

"Dari jam 12.30 sampai jam 03.30," kata Didin Apandi (41), Sabtu (25/3/2023).

Menjelaskan bagaimana dia dan teman-temannya mulai turun melakoni tradisi membangunkan sahur tersebut mulai setengah satu sampai setengah empat dinihari WIB.

Lebih lanjut salah satu personel grup Obrog-obrog itu mengatakan kebanyakan lagu-lagu yang dibawakannya adalah dangdut.

Seperti layaknya pengamen, para pemuda Dukuhlawi, Kelurahan Sindangkasih, Kabupaten Majalengka, keliling kampung membunyikan gitar, gendang, keyboard dengan load speaker dengan menyanyikan lagu.

Lebih lanjut Apandi mengatakan tradisi ini sudah turun-temurun namun dia sendiri tidak tahu sejak kapan mulai keberadaannya.

"Dari kecil saya suka ikut," katanya.

Dikutip dari berbagai sumber, Obrog-obrog ini memang sudah menjadi tradisi.

Seperti makna dari kata tradisi itu yaitu turun-temurun, namun tidak diketahui sejak kapan.

Apandi menambahkan selain mewarisi kebudayaan itu, Obrog-obrog juga sekaligus sebagai aspirasi para pemuda dalam menyalurkan bakatnya di dunia tarik suara dan musik.

Ya, betul.

Daripada mereka melakukan kegiatan yang tidak-tidak di bulan Ramadhan ini, seperti perang sarung seperti yang kerap terjadi di Cianjur, tawuran, sahur on the road, kebut-kebutan, dan kegiatan negatif lainnya.

Mereka mengisi Indahnya Ramadhan.

Sahur.... Sahur.... Sahur....

Selamat menjalankan ibadah puasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun