Khairul Anwar menjelaskan perbedaan dari puasa yang dianjurkan Nabi Muhammad SAW dengan puasa yang dilakukan keempat agama seperti yang sudah disebutkan di atas.
"Nabi menganjurkan untuk sahur dulu. Sedangkan Yahudi tidak boleh makan dan minum setelah berbuka puasa," katanya.
Jika waktu sebelum fajar digunakan umat Islam untuk sahur seperti yang dianjurkan oleh Nabi, maka waktu pagi itu digunakan orang Yahudi untuk mulai membaca doa.
Dalam Alkitab memang ada disebutkan bahwa Yesus berbicara kepada para pengikutnya tentang berpuasa itu.
"Tetapi apabila kamu berpuasa, basuhlah mukamu dan minyakilah kepalamu," ujar Yesus.
Dalam Alkitab juga disebutkan jika Yesus pernah berpuasa selama 40 hari 40 malam lamanya.
Dari situ terlihat jika ada persamaan dari agama Yahudi atau Nasrani dalam hal melakukan puasa.
"Basuhlah mukamu" seperti apa yang dikatakan oleh Nabi Isa AS di atas konotasinya mirip dengan di Islam yang berwudhu di Masjid atau musholla, dimana mereka membasuh muka.
Berpuasa dalam agama Islam bukan hanya sekedar menahan lapar dan haus, menahan nafsu amarah yang buruk, namun destinasi yang utama dari itu mendekatkan diri kepada Illahi.
Oleh karenanya berpuasa di bulan Ramadhan ini wajib hukumnya.
Selain tidak makan dan tidak minum, mereka juga ngabuburit dengan membaca kitab suci. Atau dengan apa yang dikenal sebagai tadarusan.