Tjahjo Kumolo memang telah tiada.
Tokoh nasional kelahiran Solo, Jawa Tengah, 1 Desember 1957 itu menduduki jabatan tertinggi di pemerintahan dengan di antaranya tiga kali menjabat menteri yang berbeda di rezim Presiden Joko Widodo.
Suami dari dr. Hj. Erni Guntarti itu merupakan Menteri Dalam Negeri ke-28 (periode 2014-2019).
Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia (2019). Dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) RI ke-19 (2019-2022).
Berbagai jabatan lainnya juga didedikasikan untuk bangsa negara seperti menjadi anggota DPR, dan sebagainya.
Namun pengabdiannya itu berhenti seiring akhir hayatnya pada 1 Juli 2022 (64) setelah dirawat selama dua pekan di RS Abdi Waluyo Jakarta Pusat.
Namun setelah kematiannya itu bukan berarti tidak ada pewarisnya.
"Jejak almarhum sayang kalau putus. Saya wajib meneruskannya," kata Rahajeng Widyaswari, putri sulung Tjahjo Kumolo.
Seperti diketahui dari hasil pernikahannya dengan dr. Hj. Erni Guntarti, Tjahjo Kumolo dianugerahi tiga orang anak.
Selain Rahajeng Widyaswari seperti yang sudah disebutkan di atas, dua lainnya adalah Karunia Putripari Cendana, dan Arjuna Cakra Candrasa.
Untuk meneruskan perjuangan bapaknya itu Rahajeng sudah resmi bergabung dengan PDI Perjuangan sejak September 2022 lalu.
Pemilihan partai berlambang banteng dengan moncong putih itu bukan dari hasil pengkaderan ayahnya.
Ayahnya sendiri memberikan kebebasan kepada anak-anaknya untuk memilih partai yang diinginkan.
Namun Ajeng merasa mengkhianati dan tidak bisa melanjutkan perjuangan ayahnya jika memilih partai yang lain.
Karena menurutnya PDI Perjuangan lah yang telah membesarkan Tjahjo Kumolo.
Tentang misi nantinya yang akan dibawa, Ajeng ingin memperjuangkan masalah kesehatan dan perempuan ketika duduk di Senayan nanti.
Tentang dapil mana nantinya dia akan ditempatkan dalam pemilihan umum legislatif 2024 itu Ajeng tidak mempermasalahkannya.
"Nurut saja, jika saya ditempatkan di daerah manapun," katanya.
Ya, Rahajeng Widyaswari mau maju dalam pemilihan Caleg DPR 2024.
"Seperti kata ibu Mega bahwa perempuan harus banyak terlibat dalam penuntasan masalah stunting agar Indonesia bebas dari masalah ini," kata Ajeng.
Ajeng pun ingat pesan bosnya itu, dimana menurut putri dari mantan presiden RI Soekarno itu agar perempuan itu harus maju, berani, punya harkat dan harga diri.
"Sudah bukan jamannya lagi perempuan itu konco wingking. Tapi harus melek teknologi," katanya.
Konco wingking yang dimaksud adalah perempuan itu hanya di dapur, kasur, dan sumur.
Selamat berjuang Ajeng.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI