Sambil berlinang air mata Dedi menceritakan jika ayahnya itu orang baik dan menginspirasi masyarakat.
Air mata Dedi semakin sembap mengingat pesan ayahnya semasa hidup agar dirinya baik-baik saja dan jangan lupakan sholat.
Dedi juga menceritakan kondisi atlet yang dijuluki Macan Asia itu pada masa tuanya.
Betapa mata Hendrik mengalami glukoma. Oleh karenanya beliau tidak bisa melihat.
"Sudah lama ga ngeliat. Sudah sepuh (tua) juga," katanya.
Seperti apa yang dikatakan oleh Deden Solehudin, anggota DPRD dari Fraksi Demokrat yang turut berdukacita atas kepergian sang Macan Asia.
"Almarhum salah satu sosok di Rawasalak. Mungkin dunia olahraga tidak ada yang tidak kenal dengan beliau. Beliau menjadi panutan disini, dengan demikian meninggalnya beliau merupakan suatu kehilangan besar," kata Soleh.
Soleh menambahkan sebelumnya Hendrik sama-sama sakit dengan isterinya, namun isterinya itu lebih dulu menghadap Sang Khalik.
Bukan hanya dikenal di dunia olahraga, saya pun mengenal Hendrik Brocks di dunia nyata maupun dari tulisan-tulisan di media massa.
Karena sama-sama orang Sukabumi, saya sering melihat aktivitas Hendrik Brocks, baik saat beliau naik sepeda.
Maupun ketika beliau makan mie favoritnya di kampung halaman saya, maupun saat beliau ngobrol-ngobrol dengan temannya semasa hidup.