Tinggal menghitung hari, warga Tionghoa di seluruh dunia akan merayakan hari yang sangat penting yaitu Tahun Baru Imlek.
Dalam sejarahnya, tahun baru Imlek ini adalah hari baru untuk merayakan tibanya musim semi di negara Cina yang dalam perkembangannya setiap tahun digelar Spring Festival atau Festival Musim Semi yang sekaligus memeriahkan sincia.
Sincia di seluruh dunia termasuk di Indonesia dimeriahkan dengan berbagai pertunjukan mulai dari atraksi barongsai, liong, wayang potehi, dan sebagainya.
Bukan saja warga Tionghoa yang berdatangan untuk menyaksikan pertunjukan seperti yang disebutkan di atas, namun dari warga yang bukan Tionghoa.
Terakhir kali saya saksikan acara-acara tersebut adalah pada tahun 2019 di Mall Ciputra, Jakarta Barat.
Banyak warga dari berbagai etnis menyaksikan pertunjukan yang sangat menghibur tersebut, terutama barongsai yang dimainkan oleh Kong Ha Hiong, kelompok barongsai yang juara dunia.
Saya saksikan juga Kong Ha Hiong menunjukkan kebolehannya memainkan singa yang menari-nari. Orang asing menyebutnya dengan The Lion Dance atau tarian Singa yang sangat memukau.
Pada tahun-tahun sesudahnya, yaitu 2020 dan 2021 semua kemeriahan itu dibatasi bahkan dilarang lantaran berkecamuknya pandemi Covid-19.
Insya Allah pada tahun ini Covid-19 sudah melandai dan atraksi pun diperbolehkan lagi.
Selain atraksi-atraksi tersebut, Imlek juga identik dengan pernak-pernik lainnya seperti lampion, angpao, boneka (kelinci air), yang secara mayoritas didominasi oleh warna merah, warna khas Imlek.
Aneka makanan khas sincia pun tersaji terutama kue keranjang.
Ya, sincia identik dengan makanan yang satu ini, kue keranjang.
Barangkali Anda juga sangat menyukainya?
Dulu ketika di kampung, keluarga saya sering "barter" dengan tetangga yang beragama Muslim.
Di Tahun Baru Imlek keluarga saya memberikan kue keranjang kepada mereka.
Sebaliknya, di Hari Raya IdulFitri, mereka memberikan ketupat lebaran atau uli dan juga ketan nya khas lebaran.
Sehubungan dengan itu dilansir dari berbagai sumber ada setidaknya lima kota di Pulau Jawa yang legendaris memproduksi kue keranjang ini.
Kota mana saja?
Pemalang, Jawa Tengah
Solo, Jawa Tengah
Tukangan, DI Yogyakarta
Bandung, Jawa Barat
Tangerang, Banten
Tersedia dalam berbagai jenis varian rasa seperti cokelat, original, pandan, serta durian, kue keranjang Nyonya Pungut, Pemalang berdiri sejak tahun 1978.
Kue keranjang Lauw Kiem Soei Solo setiap menjelang Imlek setiap tahunnya memproduksi sekitar satu ton kue keranjang.
Kue keranjang di Jalan Tukangan Yogyakarta dimiliki oleh dua bersaudara Sulistyawati dan dan Sianiwati.Â
Uniknya kue keranjang Tukangan itu diproduksi secara manual.
Kue keranjang Tek Kie Bandung merupakan yang tertua di ibukota propinsi Jawa Barat itu. Sudah ada sejak tahun 1930.
Kue keranjang Nyonya Lauw Tangerang masih diproduksi secara tradisional.
Dibungkus dengan daun pisang dan pengolahannya menggunakan tungku.
Rasanya yang khas berdasarkan warisan resep turun menurun sejak 40 tahun yang lalu.
Nah itulah rekomendasi 5 kue keranjang yang legendaris.
Selamat Tahun Baru Imlek 2574 bagi Anda yang merayakannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H