Bernardo Tavares (bolatimes.com)
Hingga saat ini, PSM Makassar dipastikan menjadi juara paruh musim Liga 1 BRI 2022/2023.
Tim yang berjuluk Juku Eja itu sudah mengoleksi poin 33 dari 16 laga.
Tim asal kota Makassar itu sempat terpuruk di Liga 1 musim lalu (2021/2022) dengan finis di papan bawah klasemen akhir.
Namun sejak kedatangan pelatih asal Portugal Bernardo Tavares yang menggantikan pelatih sebelumnya, perlahan-lahan tim Ayam Jantan dari Timur mulai bersinar.
Pelatih asal Portugal kelahiran kelahiran 2 Mei 1980 (42) itu mengantarkan PSM Makassar hingga mencapai partai puncak Piala AFC 2022 zona ASEAN sebelum akhirnya kalah dari Kuala Lumpur City FC dengan skor 2-5.
Bukan hanya itu yang menjadi cikal bakal pelatih berkepala plontos itu ditawari perpanjangan kontraknya dengan Pasukan Ramang.
Ya, dikutip dari bolasport.com, si kepala plontos ditawari perpanjangan kontrak oleh manajemen PSM Makassar.
Azmi Ponti, agen Bernardo Tavares, mengatakan bahwa pihaknya sudah menjalin komunikasi dengan manajemen PSM.
Ponti mengakui opsi tersebut tinggal menunggu tanda tangan dari si kepala plontos saja.
Kontrak pertama si kepala plontos memang hanya setelah paruh musim Liga 1 2022/2023 berakhir.
Sekarang ini, Tavares tengah menikmati cuti liburnya bersama keluarga di negaranya Cristiano Ronaldo untuk merayakan Natal dan Tahun Baru.
"Tinggal menunggu tanda tangan," kata Ponti, Selasa (27/12/2022).
Hingga paruh musim ini, PSM menjadi tim yang paling sedikit kebobolan yaitu 9 gol. Mereka juga menjadi tim yang paling tinggi rentang golnya yaitu 17 (26-9).
Tavares juga dipuji lantaran kendati tak main dengan para pemain bintangnya, namun Tavares mampu memaksimalkan para punggawanya yang berasal dari Akademi.
Sebelum pada akhirnya dihentikan oleh Madura United FC, Juku Eja mencatat 13 kali kemenangan.
Jelas opsi perpanjangan kontrak itu merupakan kado Natal dan Tahun Baru bagi Tavares.
Di sudut lain, juara paruh musim yang disandang PSM merupakan kado bagi masyarakat Makassar, perpanjangan kontrak Tavares juga sama, kado bagi masyarakat ibukota Sulawesi Selatan itu.
