budayawan Betawi, Ridwan Saidi, pada hari Minggu (25/12/2022), dalam usia 80 tahun.
Innalilahi wa inalillahi Raji'un, telah berpulang ke Rahmatullah,Demikian berita yang saya baca dari sejumlah media online Minggu (25/12/2022)
Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, "babe" kelahiran Jakarta, 2 Juli 1942 itu sempat mengalami kritis dan dirawat di RS Pondok Indah Bintaro Jaya, Tangerang Selatan, Banten.
Seperti yang dikabarkan anaknya, sebelumnya babe mengalami koma lantaran pecah pembuluh darah di batang otak.
Semasa hidupnya babe dikenal sebagai seorang intelektual Islam, sejarawan, dan budayawan Betawi.
Babe juga dikenal banyak menulis buku-buku mengenai masyarakat "Batavia". Beliau juga aktif dalam upaya pelestarian budaya Jakarta.
Semasa hidupnya beliau pernah menjadi anggota DPR RI kurun 1977-1987 dari PPP (Partai Persatuan Pembangunan).
Jebolan FIS (Fakultas Ilmu-ilmu Sosial) UI itu pernah menjadi Ketua Umum Pengurus Besar HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) periode 1974-1976.
Bagi saya sendiri, Ridwan Saidi memang dikenal sebagai seorang budayawan Betawi juga penulis buku-buku tentang masyarakat Betawi dan aktif dalam pelestarian budaya Betawi.
Sebagai seorang yang punya hobi menulis, saya sempat menulis tentang rubrik apa saja yang diterbitkan di media sosial (Kompasiana) termasuk salah satunya di rubrik Sosial Budaya.
Untuk mengetahui lebih dalam tentang Islam di Jakarta, maka saya mencari rekomendasi dari Mbah Google.
Maka di sanalah saya temukan sosok beliau, Ridwan Saidi.
Babe menulis awal mula Islam masuk ke Jakarta adalah pada awal abad ke-15.
Dimana pada saat itu Jakarta masih bernama Sunda Kelapa dan menjadi salah satu wilayah dari Kerajaan Pajajaran.
Ridwan Saidi mengatakan tokoh pertama yang membawa Islam di Jakarta adalah seorang pendatang dari Champa ((Kamboja) yang bernama Syekh Hasanuddin yang lantas dikenal juga dengan Syekh Quro.
Syekh Hasanuddin lantas menikah dengan penduduk setempat dan mendirikan Pondok Pesantren Quro pada tahun 1948 di wilayah yang kini dinamakan Tanjungpura, Karawang.
Tulisan lain dari Ridwan Saidi adalah tentang keraguannya kepada Prabu Siliwangi (Raja Pajajaran) apakah pada menjelang akhir hayatnya raja yang legendaris itu sudah masuk Islam. Atau masih Hindu.
Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
Prabu Siliwangi menikah dengan salah satu santriwati dari Ponpes Quro seperti yang disebutkan di atas, namanya Nyai Subang Larang.
Mereka lantas memiliki anak dari pernikahan mereka yaitu Raden Kian Santang.
Kian Santang mengikuti jejak ibunya memeluk agama Islam. Sesudah dewasa bahkan Kian Santang syiar (menyebarkan) Islam di Jakarta.
Kian Santang membujuk ayahnya untuk masuk Islam.
Jarak antara Pakuan (ibukota Pajajaran), atau yang kita kenal sekarang dengan Bogor itu ke Sunda Kelapa "dua hari perjalanan naik kuda".
Rekomendasi yang saya baca lainnya terkait dengan Ridwan Saidi adalah tentang komposisi penduduk Jakarta.
Darimana kah asal mula terbentuknya masyarakat Betawi dan budayanya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang berduka atas kepergian beliau mengatakan bahwa wafatnya Ridwan Saidi menjadi duka bagi warga Jakarta.
Ridwan Saidi merupakan salah satu tokoh yang melestarikan budaya Betawi. Oleh karenanya Anies Baswedan mengajak warga Jakarta untuk mendoakan almarhum.
Selamat jalan babe.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H