Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ketika Uruguay Dua Kali "Dirampok" Wasit, Luis Suarez Hanya Bisa Menangis di Bangku Cadangan

3 Desember 2022   11:07 Diperbarui: 3 Desember 2022   11:38 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wasit dikejar para pemain Uruguay (sport.detik.com)

"Ada kontak. Ini seharusnya penalti," kata mantan pemain Manchester United Rio Ferdinand.

Mantan pemain Timnas Inggris lainnya, Alan Shearer, juga sependapat bahwa seharusnya penalti.

Mantan pelatih PSG dan Tottenham Hotspur, Mauricio Pochettino, juga mengatakan itu seharusnya penalti.

Para pemain Uruguay ngamuk di akhir laga Grup H saat berhadapan dengan Ghana di Al Janoub Stadium, Jum'at (2/12/2022) malam WIB.

Kendati menang 2-0 atas The Black Stars namun Uruguay tersingkir di fase grup karena menduduki peringkat ketiga grup dengan poin 4 yang sama dengan Korea Selatan namun kalah produktivitas gol.

Jadi yang lolos ke babak 16 besar dari grup ini adalah Portugal dan Korea Selatan.

Dalam laga itu sendiri, Ghana gagal mengeksekusi tendangan penalti di menit ke 15.

Gol pertama Uruguay tercipta di menit ke 26 lewat tandukan Giorgian de Arrascaeta.

Sedangkan gol kedua Uruguay tercipta menjelang turun minum.

Di masa injury time, Edinson Cavani dijatuhkan di kotak terlarang oleh Alidu Seidu, namun wasit asal Jerman Daniel Siebert memutuskan tidak terjadi sesuatu pelanggaran.

Kontan wasit dihujani protes dari para pemain Uruguay. Namun wasit tak bergeming, tetap pada keputusannya.

Bukan pada insiden Cavani saja yang membuat para pemain Uruguay terbakar emosinya.

Sebelumnya, wasit juga menganggap tidak ada sesuatu pelanggaran ketika Daniel Amartey menjatuhkan Darwin Nunez di kotak terlarang.

Para pembantu wasit sudah memberikan isyarat agar wasit utama melihat VAR, namun Siebert menolaknya.

Itulah sebabnya, setelah pelanggaran kedua kalinya kepada Cavani di penghujung laga tadi wasit menganggap tidak ada sesuatu pelanggaran, emosi para pemain Uruguay sampai ke ubun-ubun.

Edinson Cavani yang melancarkan protes dihadiahi kartu kuning, juga kepada bek Jose Maria Gimenez.

Siebert bahkan terus dibuntuti para pemain Uruguay ketika memasuki terowongan usai laga.

Dalam perjalanan itu, Edinson Cavani menonjok monitor VAR saking emosinya.

Dapat dibayangkan, dua kali pelanggaran di kotak terlarang "dirampok" wasit.

Andai saja terjadi sesuatu penalti, hasil akhir bisa berkata lain, La Celeste bisa menjadi runner-up dan lolos ke 16 besar.

Namun patut diacungi jempol sikap dari Luis Suarez. Pemain Atletico Madrid itu tidak ikutan mengejar wasit. Hal tersebut lantaran Suarez sangat terpukul dan cuma bisa menangis di bangku cadangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun