Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Di Indonesia Bisa "Hura-hura", Miris Wanita di Iran Dilarang Nonton Bola

23 Oktober 2022   10:06 Diperbarui: 23 Oktober 2022   10:23 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Wanita Iran dilarang menonton bola (bola.com)

"Ini adalah pelanggaran  pasal 19 statuta FIFA," kata sekelompok tokoh sepakbola dan olahraga Iran.

Kelompok itu mengusulkan kepada FIFA agar Iran dicopot dari keikutsertaannya di Piala Dunia 2022 Qatar.

Apa yang dilanggar Iran sehingga kelompok itu mengusulkan agar FIFA membekukan Iran dari Piala Dunia?

Bagi yang belum merasakan, nonton bola langsung di stadion sudah biasa berteriak-teriak mendukung tim kesayangannya berlaga.

Umumnya laki-laki, namun siapa nyana di antara para suporter itu ada juga yang dari kaum hawa. Kaum hawa pun tidak masalah sama sekali, mereka nonton bola.

Namun tahukah Anda, ada satu negara yang tidak memperbolehkan wanita nonton bola?

Sudah sejak lama, pemerintah Islam Iran melarang kaum hawa menonton sepakbola di stadion. Tepatnya sejak tahun 1979 atau 43 tahun yang lalu.

Apabila ketahuan maka akan dijebloskan ke penjara.

Pada tahun 2019 lalu Sahar Khodayari bunuh diri dengan membakar tubuhnya sendiri karena takut dijebloskan ke penjara karena ketahuan nonton bola.

Khodayari menyamar seperti seorang laki-laki saat menonton tim favoritnya, Esteghlal di Liga 1 Iran.

Tragis, Khodayari lantas membakar dirinya hingga tewas karena takut dijebloskan ke penjara oleh pemerintah Iran.

Mengapa tahun 1979.

Di tahun itu terjadi revolusi yang dikenal dengan Revolusi Iran yang merubah faham monarki ke Republik Islam Iran.

Monarki dibawah kepemimpinan Mohammad Reza Pahlevi digulingkan oleh Republik Islam Iran sampai sekarang.

Pada mulanya Republik Islam Iran itu dipimpin oleh Ayatullah Rohullah Khomeini.

Sesudah tragedi Khodayari itu FIFA dipenuhi tuntutan agar Iran dibanned dari sejumlah ajang internasional.

Terakhir, FIFA mengirimkan surat kepada pemerintah Iran agar mencabut larangan tersebut karena itu bertentangan dengan undang-undang persepakbolaan dunia.

FFIRI (PSSI nya Iran) sendiri tidak dapat berbicara banyak karena campur tangan dari pemerintah tersebut. Mereka mendapatkan tekanan.

Kelompok tersebut juga mengatakan sebagai bagian dari FIFA seharusnya FFIRI bebas dari intervensi dari tekanan dari siapa pun.

"FIFA harus segera menghukum Iran. FIFA seharusnya melarang tim yang merebut hak seseorang untuk nonton sepakbola. Ini adalah hak paling dasar. Mengapa pemerintah campur tangan kepada FFIRI dengan melarang wanita nonton bola," tambah kelompok itu.

Intervensi dari pemerintah kepada induk organisasi memang dapat berujung sanksi kepada tim sepakbola nya.

Seperti yang dialami Indonesia pada tahun 2015 lalu.

Pada waktu itu, pemerintah, dalam hal ini Kemenpora (Imam Nahrawi) campur tangan kepada PSSI.

PSSI lantas melaporkan kepada FIFA.

Beruntung di negara-negara lainnya, termasuk Indonesia, tidak ada masalah bahkan belum pernah mendengar sama sekali pemerintah melarang wanita nonton sepakbola di stadion.

Sebagai catatan, setelah FIFA mengirimkan surat kepada Iran seperti sudah disebutkan di atas, pemerintah mengijinkan wanita menonton laga Liga 1 antara Esteghlal versus Mes Kerman, Kamis (25/8/2022).

Sebanyak 500 wanita menyaksikan laga tersebut yang digelar di Stadion Azadi.

Esteghlal pada waktu itu menang dengan skor 1-0 atas tamunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun