"Gol pertama, ke-2 dan ke-3 berlangsung begitu cepat sehingga mempengaruhi mental pemain," kata Bima Sakti.
Pelatih Timnas Indonesia U-17 mengatakan itu usai Garuda Asia dibekuk Malaysia U-17 dengan skor yang mengherankan 1-5.
Pada laga yang menentukan sekaligus terakhir Grup B yang digelar di Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, Minggu (9/10/2022) malam WIB itu secara diluar dugaan Garuda Asia kebobolan 3 gol hanya dalam tempo kurang dari 30 menit.
Masih ada harapan untuk mengejar ketinggalan atau setidaknya mengimbangi, Garuda Asia malah kebobolan dua gol lagi.
Beruntung Arkhan Kaka dapat memperkecil ketinggalan di menit terakhir pertandingan, sehingga kedudukan akhir menjadi 5-1 untuk Harimau Malaya muda.
Sangat tragis dan dramatis, di saat Garuda Asia bermain sangat cemerlang di tiga laga sebelumnya dengan menyapu bersih kemenangan dengan 19 gol dan kebobolan 2 gol.
Hanya imbang saja dengan Malaysia , Indonesia U-17 otomatis ke putaran final tahun depan di Bahrain.
Jika pun kalah asa dengan hanya menjadi runner-up, Garuda Asia masih punya peluang sangat besar untuk bersaing dengan 5 runner-up terbaik lainnya.
Misi derbi itu adalah menang bukan hanya sekedar imbang, optimis. Namun setelah kalah Indonesia masih punya harapan besar sebagai salah satu dari 6 runner-up terbaik sebagai syarat lolos ke Bahrain.
Ya, usai laga itu Indonesia di urutan keenam runner-up terbaik. Dengan poin 3 dan selisih gol -3.
Karena ada grup yang hanya terdiri dari tiga tim, maka laga melawan Guam dan Palestina tidak dikalkulasi. Indonesia hanya 3 poin hasil menang 3-2 atas Uni Emirat Arab.
Celakanya, di Grup I Laos U-17 secara mengejutkan mengalahkan Kirgistan U-17 dengan skor akhir 2-1.
Dengan hasil tersebut Laos mengumpulkan 3 poin dengan selisih gol -2 dan menduduki peringkat ke-6 runner-up terbaik dan lolos ke Bahrain.
Padahal sejatinya jika Laos tidak bisa mengalahkan Kirgistan, maka Indonesia yang akan lolos sebagai runner-up ke-6.
Indonesia jadinya ke-7 runner-up terbaik.
Sampai di injury time (90+3) Kirgistan dan Laos masih imbang 1-1.Â
Ya, ampun. Laos malah mencetak gol di detik terakhir! Sehingga kedudukan menjadi 2-1 untuk tim ASEAN tersebut.
Jika saja masih imbang 1-1 maka Indonesia lah yang ke-6 dan cukup lolos ke Bahrain tahun depan!
Sebenarnya Indonesia U-17 tampil dominan, namun keasyikan menyerang malah jadi kurang waspada dan terkesan pasukan Bima Sakti menganggap enteng Malaysia mengaca kepada hasil-hasil sebelumnya dimana Garuda Asia menang 14-0 atas Guam, 3-2 atas UEA, dan 2-0 atas Palestina.
Setelah mempunyai peluang membobol gawang Malaysia yang dikawal Muhammad Farish, Indonesia justru kebobolan di menit ke-17, 19, 24, 27, dan 40 (penalti). Skor hingga jeda 0-5.
Arkhan Kaka menyambar bola muntah di injury time (90+3) yang menipiskan kekalahan menjadi 1-5.
Usai kalah dari laga menentukan itu pelatih dan para pemain Timnas Indonesia U-17 dihujani hujatan dari para netizen di media sosial.
Menanggapi hal tersebut Bima Sakti berharap para pemain menerima kritikan tersebut dengan positif karena masyarakat berharap kemajuan sepakbola Indonesia.
"Wajar. Saya berharap para pemain menanggapi dengan positif. Mereka ingin Timnas berprestasi," kata Bima Sakti.
Tak lupa mantan pemain Persiba Balikpapan itu mengirimkan ucapan maaf kepada masyarakat Indonesia dimana timnya mengalami kekalahan dan gagal melaju ke final Piala Asia U-17 2023 tahun depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H