Orang Sunda boleh bangga.
Seperti diketahui, Indonesia merupakan tuan rumah penyelenggaraan Piala Dunia U-20 yang menurut rencana digelar pada 20 Mei-11 Juni 2023 nanti.
Setelah meluncurkan logo Piala Dunia U-20 2023 bertepatan dengan HUT Proklamasi RI yang ke 77 pada 17 Agustus 2022 yang lalu, pada hari Minggu kemarin (18/9/2022) maskot Piala Dunia U-20 2023 resmi diluncurkan.
"Bacuya" yang adalah Badak Cula Cahaya itu diperkenalkan oleh Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan dan Menpora Zainuddin Amali kepada publik di Bunderan HI (Hotel Indonesia) Jakarta.
Bertepatan dengan CFD (Car Free Day), banyak masyarakat yang menyaksikan Bacuya. Bahkan Bacuya 23 diarak dengan diiringi drumband serta alunan musik khas daerah dari Bunderan HI menuju ke Monas.
Iwan Bule dan Amali turut jalan kaki mengiringi si Bacuya disaksikan masyarakat yang sengaja atau kebetulan sedang berada di sepanjang jalan itu.
Si Bacuya mengenakan kostum Timnas Indonesia yang bercelana pendek warna putih dan kaus berwarna merah. Di punggungnya bertuliskan nomor 23 yang berarti tahun 2023, tahun penyelenggaraan turnamen ini.
"Kami meluncurkan maskot Badak Jawa yang cuma ada di Indonesia," kata Mochamad Iriawan, Ahad (18/9/2022).
Sementara itu Jaime Yarza, Direktur Teknik FIFA yang turut hadir dalam launching tersebut mengatakan maskot ini akan menarik penonton yang lebih muda.
"Jika kita sukses, kita bisa berharap FIFA mempercayai kembali Indonesia penyelenggaraan dunia lainnya," kata Menpora.
Laman resmi FIFA lantas mengumumkan maskot tersebut.
Badak Jawa atau dalam bahasa Latinnya Rhinoceros Sondaicus Sondaicus disebut juga dengan Badak Sunda atau badak bercula satu merupakan jenis badak yang hampir punah.
Oleh karenanya maskot Bacuya dipilih sekaligus juga untuk mengingatkan dunia untuk menjaga kelestarian spesies langka tersebut.
Dulunya Badak Sunda ini pernah tersebar di Asia khususnya Asia Tenggara, Cina, dan India.
Namun keberadaan Rhinoceros Sondaicus itu di Asia sudah punah. Kini mamalia paling langka sedunia itu hanya tersisa 51-63 ekor saja di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten.
Rhinoceros Sondaicus dulunya punah seiring berkecamuknya perang terutama di Vietnam, Badak Jawa yang ada di negaranya Paman Ho itu punah karena perang Vietnam.
Badak Jawa juga punah akibat adanya bencana Tsunami, gempa bumi, dan letusan gunung berapi Krakatau tahun 1883.
Di kekinian, Badak Sunda semakin langka karena diburu untuk diambil culanya untuk pengobatan tradisional Cina.
Culanya sangat mahal yaitu 35.000 USD atau sekitar Rp 500 juta.
Bacuya diajukan PSSI ke FIFA, dan Mochamad Iriawan berterimakasih kepada FIFA karena mengiyakan maskot yang Indonesia banget itu.
Badak bercula satu yang cuma ada di Indonesia.
Badak Jawa merupakan satu-satunya spesies badak bercula satu yang masih ada yaitu di Taman Nasional Ujung Kulon Banten seperti yang disebutkan di atas.
Dua spesies lainnya yaitu badak Jawa India (Rhinoceros Sondaicus Inernis) dan badak Vietnam (Rhinoceros Sondaicus Annamiticus) sudah punah.
Salah satu ciri dari Badak Jawa bercula satu ini adalah pendengaran dan penciuman nya yang sangat tajam, akan tetapi justru penglihatan nya jelekÂ
Itulah sebabnya Badak Sunda mengandalkan sensivitas penciuman dan pendengaran nya untuk mempertahankan hidup.
WWF (World Wild Fund) sempat mengabadikan dalam foto bayi badak Jawa sedang menyusu kepada induknya pada Nopember 2007.
Tentunya hal tersebut merupakan kabar gembira karena adanya bukti lahirnya badak Jawa baru di Ujung Kulon.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H