Diawali dari semakin mundurnya imigran asal Indonesia di Cina seperti Fang Kai Hsiang, Tang Hsien Hu dan Hou Chia Chang, Negeri Tirai Bambu mulai melakukan pembinaan.
Lantas muncul nama-nama seperti Han Jian atau Luan Jin di nomor tunggal putra. Atau ganda putra Sun Zhian/Yao Ximing.
Mereka lah yang menjadi skuad Piala Thomas 1982 yang digelar di London.
Pada saat itu Indonesia sudah dikenal sebagai jagoan di nomor ganda putra. Siapa yang tak kenal dengan pasangan Tjuntjun/Johan Wahyudi atau Christian/Ade Chandra.
Tjuntjun/Johan Wahyudi lantas mengundurkan diri dari dunia bulutangkis usai kekalahan mereka di All England 1981 karena masalah pribadi.
Demikian pula dengan Ade Chandra.
Jadilah pada putaran final Piala Thomas 1982 itu Indonesia menurunkan pasangan ganda putra Kartono/Heryanto dan Christian/Liem Swie King.
Jadi Liem Swie King melakoni dua peran yaitu tinggal dan ganda putra.
Pemain lainnya dalam skuat Indonesia adalah Rudy Hartono, Luis Pongoh, dan Danny Sartika.
Ini adalah kali pertama Indonesia kehilangan Piala Thomas dari serangkaian piala lainnya yang dibawa pulang.
Namun edisi tahun itu menorehkan kesan tersendiri yang teramat manis. Di mana final antara Indonesia dan Cina itu disaksikan langsung oleh Ratu Elizabeth!