"Tidak hanya melulu tentang film-film gaul, tetapi juga yang terkait dengan budaya dan seni Indonesia sejak lama. Kita harus menghargai karya-karya anak bangsa. Hebatnya lagi milenial Indonesia bisa saling bahu membahu," kata Lathifa Marina Al Anshori, Senin (29/8/2022).
Lathifah Marina Al Anshori yang dimaksud, Ketua Bidang Pemilih Pemula dan Milenial DPP NasDem, menghelat acara nonton bareng bersama kader-kader Partai NasDem lainnya film karya anak bangsa "Mencuri Raden Saleh".
Al Anshori mengatakan acara nobar yang selain dengan para kader NasDem lainnya juga dengan sejumlah masyarakat yang "ditraktir " oleh partainya Surya Paloh itu, ini adalah bentuk dukungan NasDem kepada perfilman Indonesia yang memiliki karakter budaya Indonesia.
Ya, mengenai budaya Indonesia itu bisa melalui film. Dimana perfilman Indonesia sedang tumbuh dan kerap mendapatkan penghargaan internasional.
Film berkualitas "Mencuri Raden Saleh" ini menceritakan sekelompok mahasiswa sepakat merencanakan untuk mencuri lukisan karya pelukis tersohor Raden Saleh yang berjudul Penangkapan Diponegoro.
Nyata, lukisan itu tak ternilai harganya dan sangat bersejarah. Dimana Pangeran Diponegoro yang menjadi pemimpin Perang Babad Jawa (1825-1830) akhirnya tertangkap oleh Belanda karena pengkhianatan.
Uniknya, Pangeran Diponegoro diciduk Belanda pas di hari kedua Idul Fitri 1830 Masehi.
Pimpinan Belanda pada saat itu mengundang Diponegoro seolah-olah ingin silaturahmi dengan sang pangeran.
Perang itu tercatat sebagai perang yang paling dahsyat dalam sejarahnya di Nusantara.
Raden Saleh, kelahiran Semarang, 1811, adalah blasteran Arab dan Jawa. Ayahnya adalah orang Arab, sedangkan ibunya Jawa.