Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Mencuri Raden Saleh", Mengenal Budaya dan Sejarah dari Karya Anak Bangsa

31 Agustus 2022   09:16 Diperbarui: 31 Agustus 2022   10:43 1025
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tidak hanya melulu tentang film-film gaul, tetapi juga yang terkait dengan budaya dan seni Indonesia sejak lama. Kita harus menghargai karya-karya anak bangsa. Hebatnya lagi milenial Indonesia bisa saling bahu membahu," kata Lathifa Marina Al Anshori, Senin (29/8/2022).

Lathifah Marina Al Anshori yang dimaksud, Ketua Bidang Pemilih Pemula dan Milenial DPP NasDem, menghelat acara nonton bareng bersama kader-kader Partai NasDem lainnya film karya anak bangsa "Mencuri Raden Saleh".

Al Anshori mengatakan acara nobar yang selain dengan para kader NasDem lainnya juga dengan sejumlah masyarakat yang "ditraktir " oleh partainya Surya Paloh itu, ini adalah bentuk dukungan NasDem kepada perfilman Indonesia yang memiliki karakter budaya Indonesia.

Ya, mengenai budaya Indonesia itu bisa melalui film. Dimana perfilman Indonesia sedang tumbuh dan kerap mendapatkan penghargaan internasional.

Film berkualitas "Mencuri Raden Saleh" ini menceritakan sekelompok mahasiswa sepakat merencanakan untuk mencuri lukisan karya pelukis tersohor Raden Saleh yang berjudul Penangkapan Diponegoro.

Nyata, lukisan itu tak ternilai harganya dan sangat bersejarah. Dimana Pangeran Diponegoro yang menjadi pemimpin Perang Babad Jawa (1825-1830) akhirnya tertangkap oleh Belanda karena pengkhianatan.

Uniknya, Pangeran Diponegoro diciduk Belanda pas di hari kedua Idul Fitri 1830 Masehi.

Pimpinan Belanda pada saat itu mengundang Diponegoro seolah-olah ingin silaturahmi dengan sang pangeran.

Perang itu tercatat sebagai perang yang paling dahsyat dalam sejarahnya di Nusantara.

Raden Saleh, kelahiran Semarang, 1811, adalah blasteran Arab dan Jawa. Ayahnya adalah orang Arab, sedangkan ibunya Jawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun