Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kini Terjawab Sudah, Mengapa Makam Orang Cina Berukuran Besar

15 Agustus 2022   11:07 Diperbarui: 15 Agustus 2022   11:22 2629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makam orang Tionghoa (megapolitan.kompas.com)

Kenapa makam atau kompleks pemakaman orang-orang Tionghoa berukuran besar?

Selain besar, makam orang Tionghoa di Indonesia juga megah dan harganya konon bisa mencapai setengah milyar rupiah.

Sangat megah dibandingkan dengan pemakaman orang pribumi atau Indonesia.

Barangkali hal tersebut dikarenakan orang yang meninggal itu kaya raya, sehingga keluarganya membuatkan makam yang besar dan megah. Orang Tionghoa yang kaya raya, dan memang "bos" semasa hidupnya.

Namun orang Indonesia yang kaya raya tidak sebesar dan semegah itu makamnya.

Mengapa demikian?

Agni Malagina, seorang pengamat budaya Cina mengatakan orang atau masyarakat Tionghoa mempunyai konsep tersendiri dalam soal kematian.

Pendapat Agni tersebut memang cocok dengan apa yang saya anut.

Sebagai seorang Tionghoa yang berada di lingkaran masyarakat Tionghoa saya sendiri sebenarnya tidak memperhatikan mengapa makam orang Cina itu berukuran besar dan megah.

Yang saya pikir, makam itu adalah makam orang kaya. Jadi wajar mereka membuat makam yang harganya mencapai ratusan juta rupiah!

Orang Cina meyakini jika seseorang meninggal dunia, maka dia akan hidup di dunia lain.

Oleh karenanya, mereka membawa serta barang-barang kepunyaan orang yang meninggal itu untuk bekal di dunia lain tersebut.

Di samping kuburan itu, disertakan pula barang-barang kesukaan orang yang meninggal itu semasa hidupnya di dunia ini.

Seperti perhiasan, uang, arloji, pakaian, televisi, dan sebagainya.

Nah, barang-barang itu dibawa ke dalam kubur di samping orang itu untuk bekal hidup di alam lain.

Oleh karenanya kini terjawab sudah mengapa makam orang Cina itu berukuran besar karena di dalamnya disertakan barang-barang itu.

Bahkan orang-orang Cina itu membuat kertas yang menyimbolkan uang atau mobil-mobil yang terbuat dari kertas, atau barang-barang lainnya yang juga terbuat dari kertas seperti sepeda atau sepeda motor dan sebagainya.

Lalu kertas uang dan barang-barang itu dibakar dalam upacara khusus. Abu dari kertas uang dan barang-barang itu lantas turut dikuburkan bersama orang yang meninggal itu. Untuk bekal hidup di alam lain.

Saya sering ikut upacara seperti ini dimana teman kehilangan orangtuanya, dan sebagainya.

Di depan makam juga dibangun altar untuk disimpan makanan sebagai persembahan kepada orang yang meninggal itu.

Jadi konsep makam yang besar dan megah itu berlaku untuk orang Cina dari berbagai agama, apakah Buddha, Kong Hucu, atau Kristen.

Namun ada pantangan tertentu bagi orang Kristen mempersembahkan makanan kepada orang mati. Atau orang Islam.

Di Indonesia tentu Anda sering melihat makam orang-orang Cina yang besar dan megah.

Namun bukan di Indonesia saja, karena orang-orang Cina juga merantau ke seluruh penjuru dunia.

Namun pekuburan Cina terbesar se Asia Tenggara ternyata ada di Indonesia.

Kompleks pemakaman Cina yang dimaksud adalah Cung Hoa Kung Mu Yen (Pemakaman Sentosa) yang berlokasi di Pangkal Pinang, propinsi Bangka Belitung.

Kompleks pekuburan yang terletak di Jalan Soekarno-Hatta itu luasnya mencapai 19.956 meter.

Dilansir dari berbagai sumber, kompleks pemakaman itu dibangun oleh empat orang masing-masing Lim Sui Chian, Yap Tien Thiam, Chin A Heuw, dan Yap Fo Sun.

Sejauh ini ada belasan ribu kubur di sana salah satunya yang terbuat dari batu granit yang berharga setengah milyar rupiah.

Uniknya, ada dua makam Muslim terselip di Perkuburan tersebut. Belum diketahui apa alasannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun