Selain Belanda, Indonesia juga ternyata sempat diduduki oleh Inggris.
Inggris menundukkan Belanda.Â
Lewat Perjanjian Tuntang yang ditandatangani pada 18 September 1811, Belanda menyerahkan Indonesia kepada Inggris.
Lewat Perjanjian itu Inggris juga memberikan kebebasan kepada rakyat Indonesia untuk melakukan perniagaan bebas. Selanjutnya Inggris tidak menanggung hutang-hutang yang ditinggalkan Belanda.
Selain itu semua tentara Belanda juga menjadi tawanan Inggris.
Oleh karena yang berhasil merebut Indonesia dari Belanda itu Sir Stanford Thomas Raffles, maka atas jasa-jasanya itu Raffles diangkat menjadi Gubernur Jenderal Inggris di Indonesia.
Inggris berkuasa di Indonesia dari 1811 hingga 1816.
Dalam kurun waktu tersebut banyak catatan sejarah terukir bahkan dalam bentuk kisah nyata yang melegenda.
Salah satunya Nyai Dasima.
Nyai Dasima adalah seorang wanita cantik yang menjadi simpanan tuan Edward William, salah seorang kepercayaan dari Sir Stanford Thomas Raffles.
Wanita cantik Nyai Dasima berasal dari Desa Kuripan, Bogor, Jawa Barat (1805-1830).
Setelah menjadi gundik  Edward William, Nyai Dasima pindah ke Batavia (Jakarta sekarang) mengikuti jejak tuannya yang bertugas di Batavia.
Oleh karena menjadi simpanan orang penting seperti Edward William, tak pelak Nyai Dasima pun memiliki sejumlah kekayaan pada saat itu hasil pemberian dari tuan Edward William.
Kisah nyata Nyai Dasima yang akhirnya berakhir tragis itu dibukukan dalam sebuah novel karya G. Francis yang yang terbit tahun 1896 dengan judul Tjerite Nyai Dasima (dalam Bahasa Belanda).
Setelahnya, kisah Nyai Dasima juga diceritakan dan dirilis ulang baik dalam bentuk Cerita Betawi, dalam bentuk syair, naskah drama, dan film.
Cerita Betawi yang dimaksud ditulis oleh Ali (1995), naskah drama oleh M. Ardan.
Syair oleh O.S. Tjiang dan Lie Kim Hok.
Dan dalam bentuk film yang diproduksi tahun 1929, diproduseri oleh Lie Tek Swie.
Selain karena kecantikannya, Edward William yang orang Inggris itu tertarik dengan Nyai Dasima karena pandai memasak dan menjahit.
Hubungan antara Edward William dengan Nyai Dasima itu maka lahirlah seorang bayi wanita yang diberi nama Nancy.
Namun ada seorang tukang sado di Betawi yang bernama Samiun yang juga jatuh hati kepada kecantikan Nyai Dasima.
Melalui seorang juru tenung bernama Mba Buyung, Samiun meminta Nyai Dasima untuk menikah dengannya dengan rayuan bahwa kawin (kumpul kebo) tanpa menikah (dengan Edward William) sangat dilarang dalam ajaran Islam.
Ada yang berpendapat Nyai Dasima diguna-guna oleh Mba Buyung sehingga akhirnya Nyai Dasima mau meninggalkan tuan Edward William dan menikah dengan Samiun.
Setelah menikah dengan Samiun, disinilah nasib tragis dialaminya.
Nyai Dasima dibunuh oleh jagoan Kwitang Bang Puase.
Bang Puase yang dimaksud adalah pembunuh bayaran yang dibayar oleh Samiun sendiri untuk menghabisi Nyai Dasima karena Samiun hanya ingin kekayaan Dasima saja.
Versi lain mengatakan Dasima dibunuh Bang Puase atas suruhan Hayati, isteri pertama Samiun, yang terbakar api cemburu.
Sebutan "Nyai" pada saat itu biasanya memang merujuk kepada isteri simpanan (gundik) orang-orang kaya atau pejabat penting pemerintahan kolonial.
Sikap salah satu orang kepercayaan Sir Stanford Thomas Raffles itu sendiri di Eropa tidak semua mengamini. Beberapa di antara mereka ada juga yang menghina Edward William yang cuma ingin keindahan tubuh Dasima.
Di Betawi sendiri Dasima dituding telah berbuat amoral karena kumpul kebo dengan orang kafir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H