Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Patut Diteladani dan Motivasi, Dua Generasi Keluarga Ini Hibahkan Tanah untuk Pembangunan Gereja di Desanya

9 Agustus 2022   11:07 Diperbarui: 9 Agustus 2022   11:23 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi gereja tua (kompas.com)

Dalam setiap agama kebajikan tak pelak selalu menjadi "firman" yang utama agar para pengikutnya melaksanakannya.

Jika kita mempunyai kelebihan harta, tak salahnya jika kita memberikan sebagian dari kekayaan kita itu kepada orang miskin, atau kepada mereka yang sangat membutuhkannya.

Dalam KTP, Anda beragama apa?

Islam, Kristen, Buddha, Hindu, Kong Hucu, semua pada intinya mengajarkan agar umatnya berbuat kebajikan kepada sesama.

Bahkan ayat "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri" merupakan salah satu ajaran utama yang diberikan Yesus Kristus.

Begitu pula dalam agama Buddha. Tentu ada ayat-ayat di dalamnya yang mengajarkan kebaikan tersebut.

Dalam KTP saya sendiri beragama Kristen. Namun, ibu saya berasal dari keluarga Buddha. Bahkan bibi saya adalah seorang bikhuni (pendeta wanita Buddha).

Hibahkan tanah untuk perluasan gereja

Kebajikan apa yang dilakukan keluarga Macarau/Winerungan ini dapat diteladani dan dijadikan motivasi kita untuk berbuat kebajikan kepada sesama atau orang lain.

Dilansir dari beritamanado.com, keluarga Macarau/Winerungan yang dimaksud adalah Petrus Macarau dan istrinya Ine Winerungan.

Macarau dan Winerungan mempunyai sebidang tanah di desa. 

Di sebelah sebidang tanah tersebut ada bangunan gereja tua yaitu Gereja GMIM Baitel Sarawet yakni di Likupang Satu, Kecamatan Likupang, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara.

Petrus Macarau dan Ine Winerungan sendiri kini sudah tinggal di Manado, ibukota propinsi Sulawesi Utara.

Keluarga Macarau dan Winerungan tidak menggunakan tanah miliknya untuk kepentingan pribadi, namun mereka menghibahkan tanah itu untuk dibangun serta untuk renovasi gereja yang dimaksud.

"Sebenarnya ini adalah rumah orang tua kami. Mereka kini sudah tinggal di Medan. Jadi tanah dan bangunan ini kosong. Kami memutuskan untuk memberikan tanah ini untuk gereja," kata Petrus Macarau, Minggu (7/8/2022).

Petrus Macarau mengatakan itu dalam dalam momen pemberian sertifikat tanah dan surat hibah kepada pimpinan gereja GMIM yang disaksikan oleh Hukum Tua setempat.

Sebelum pindah ke Manado, Petrus Macarau dan isterinya memang menjadi salah satu anggota majelis di gereja tersebut.

Karena umat yang semakin bertambah, maka gereja perlu diperluas untuk bisa menampung mereka.

Pimpinan gereja GMIM mengatakan bukan kali ini saja keluarga Macarau menghibahkan tanahnya untuk kepentingan gereja.

Sebelumnya, ayah dari Petrus Macarau juga pernah melakukannya.

Di sini jelas jika kelurga Macarau sangat memperhatikan ajaran agamanya seperti yang diajarkan oleh Yesus Kristus.

Selain mengajarkan "Kasihilah sesamamu manusia..." Yesus juga mengajarkan "Kasihilah TuhanMu dengan segenap hati dan segenap jiwa".

Kedua ayat itulah merupakan ajaran yang utama dari Yesus Kristus.

Yesus juga mengajarkan kepada murid-muridnya untuk mencari Kerajaan Surga terlebih dahulu sebelum melakukan kebajikan yang lainnya.

"Carilah dulu Kerajaan Surga dan yang ada di dalamnya, maka semuanya itu akan ditambahkan nya kepadamu" demikian ayat yang dimaksud.

Jadi kebajikan yang dilakukan oleh keluarga Macarau tersebut dapat dijadikan tauladan dan motivasi kita semua untuk berbuat kebajikan yang sama.

Jika pun kita tidak mempunyai harta atau tanah seperti yang dipunyai keluarga Macarau, kita dapat berbuat kebajikan dalam hal apa saja sesuai yang kita mampu.

Ketika bencana Tsunami yang terjadi di Aceh beberapa waktu yang lalu, kontan banyak donatur dari berbagai kalangan menyalurkan bantuan kepada para korban Tsunami dahsyat yang sangat mengguncangkan dunia dan bersejarah tersebut.

Mereka menyumbangkan apa yang mereka punya dari mulai uang, makanan (Indomie, biskuit, kue-kue), pakaian, dan sebagainya.

Saya pun ikut menyumbangkan selain sejumlah uang juga pakaian baru dan pakaian bekas layak pakai.

Pakaian itu baru sekali dipakai oleh saya bahkan belum dipakai sama sekali.

Percayalah kebaikan yang kita berikan kepada orang lain maka nantinya akan mendatangkan pahala dan kebaikan serta kebahagiaan untuk diri kita. Amin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun