Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Diklaim Milik Malaysia, Mahasiswa Cina Ini Tunjukkan Jika 'Rasa Sayange' Milik Indonesia

7 Agustus 2022   11:07 Diperbarui: 17 Agustus 2022   16:34 1687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lagu Rasa Sayange (bombastis.com)

"Sejauh ini masyarakat Cina mengenal lagu 'Rasa Sayange' berasal dari Malaysia. Tapi para mahasiswa Cina menunjukkan bahwa lagu itu berasal dari Indonesia," kata Djauhari Oratmangun.

Menjelang HUT Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke 77, Kedutaan Besar RI melalui Atase Pendidikan dan Kebudayaan nya menggelar lomba menyanyi lagu-lagu berbahasa Indonesia untuk memperingati Dirgahayu Republik Indonesia yang ke 77.

Lomba menyanyi yang digelar mulai Jum'at (5/8/2022) itu diikuti oleh sejumlah mahasiswa Cina yang mempelajari bahasa dan kebudayaan Indonesia.

Mereka adalah para mahasiswa yang berasal dari jurusan Bahasa Indonesia di perguruan-perguruan tinggi yang ada di Cina.

Data menunjukkan saat ini ada 21 perguruan tinggi di negara Panda itu yang memiliki jurusan Bahasa Indonesia.

Dari sejumlah lagu yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia seperti Manuk Dadali yang berasal dari Jawa Barat dan sebagainya, lagu "Rasa Sayange" merupakan lagu paling favorit dan paling banyak dipilih oleh mereka.

Sedangkan ada dua pilihan lagu wajib yang harus dibawakan oleh mereka yaitu mereka boleh memilih lagu "Satu Nusa Satu Bangsa" atau "Indonesia Pusaka".

Djauhari Oratmangun yang disebutkan di atas adalah Duta Besar RI untuk Republik Rakyat Cina.

Selain lomba menyanyi itu, KBRI Beijing juga menghelat lomba pidato dan lomba penulisan berbahasa Indonesia dengan tema kepemimpinan Indonesia di G-20.

Djauhari menjelaskan lomba itu dimaksudkan agar para mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia lebih mengenali budaya dan memahami peran dan kepemimpinan Indonesia sebagai ketua G-20.

Mengapa masyarakat Cina secara luas seperti yang disebutkan di atas dan masyarakat dunia lainnya mengenal lagu Rasa Sayange itu dari Malaysia?

Hal tersebut berawal dari Kementerian Pariwisata Malaysia yang mempromosikan kepariwisataan mereka dengan diiringi lagu itu. Pada sekitar Oktober 2007.

Menteri Pariwisata mereka Adnan Teuku Mansor mengklaim jika lagu itu lagu  Malay Archipelago, milik Malaysia.

Namun Gubernur Maluku pada saat itu Karel Albert Ralahalu teguh dan bisa membuktikan bahwa lagu itu berasal dari daerahnya.

Adnan Teuku Mansor mengatakan Indonesia tidak bisa membuktikan jika lagu itu berasal dari Maluku/Indonesia.

Namun Albert Ralahalu lantas mengumpulkan bukti-bukti.

Bukti tersebut salah satunya ditemukan jika lagu Rasa Sayange itu direkam pertama kalinya di perusahaan rekaman Lokananta Solo pada tahun 1962.

Dari pihak Malaysia lantas pada akhirnya ada yang mengakui jika lagu Rasa Sayange milik Indonesia. Namun ada juga beberapa pihak lainnya yang mengatakan bahwa lagu itu merupakan milik bersama Indonesia dan Malaysia.

Rasa sayang Sayange...

Eh lihat nona dari jauh rasa sayang Sayange ...

Tentunya Anda masih ingat sebagian atau keseluruhan syair lagu Rasa Sayange itu?

Manuk Dadali

"Manuk Dadali" yang juga menjadi salah satu pilihan dari sejumlah mahasiswa Cina seperti yang disebutkan di atas, syairnya dalam bahasa Sunda menceritakan Manuk Dadali (Burung Garuda).

Burung Garuda yang mengepakkan sayapnya terbang tinggi di awang-awang seolah-olah tidak mempunyai kesusahan.

Burung Garuda yang merupakan lambang sakti dari kejayaan Indonesia.

Hidup bersama-sama saling tolong menolong tidak saling iri.

Juga saling mengasihi dan rela berkorban demi menolong sesama bangsa Indonesia.

Sumber tidak menyebutkan lagu daerah apa lagi yang dinyanyikan oleh para mahasiswa itu selain Rasa Sayange dan Manuk Dadali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun