Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lomba Balap Karung di Hari Kemerdekaan, Berasal dari Protes Pakaian Mahal di Zaman Belanda

6 Agustus 2022   11:07 Diperbarui: 17 Agustus 2022   16:37 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di hari kemerdekaan RI, euforia apa yang biasa Anda lihat di sekitar?

Setiap tahunnya menjelang, pada 17 Agustus, dan sesudahnya bangsa Indonesia merayakan Proklamasi Kemerdekaan RI.

Dimulai dari "mengulang" pembacaan teks proklamasi yang dulu dilakukan Soekarno dan Hatta di depan Jl. Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta.

Juga upacara penaikan bendera Merah-putih.

Kini, paskibraka (pasukan pengibar bendera pusaka) dipersiapkan khusus oleh putra dan putri terbaik Indonesia.

Dan euforia pun digelar masyarakat di seluruh penjuru tanah air sebagai hiburan rakyat.

Mulai dari lomba makan kerupuk, balap karung, tarik tambang, panjat pohon pinang, dan sebagainya.

Makna balap karung

Balap karung ini umumnya dilakukan oleh anak-anak.

Sejumlah anak masuk ke dalam karung.

Mereka berlari sembari melompat-lompat dalam karung itu. Siapa yang paling cepat mencapai finis, dialah pemenangnya dan mendapatkan hadiah.

Namun tahukah Anda bagaimana sejarahnya balap karung ini tercipta? 

Pada jaman kolonial Belanda, permainan balap karung ini dibawa ke Indonesia (Hindia-Belanda) oleh para misionaris dari Eropa (Belanda).

Permainan seperti dalam bentuknya yang kita lihat sekarang ini, dimainkan di instansi-instansi dan sekolah-sekolah bentukan meneer-meneer.

Karena menarik dan nampaknya seru, permainan itu pun ditiru dan dimainkan oleh masyarakat Indonesia sendiri.

Perlombaan itu masih berlanjut setelah bangsa Indonesia merebut dan menghirup nikmatnya kemerdekaan. Bahkan sampai kini seperti yang kita sering saksikan di euforia perayaan HUT RI.

Dengan demikian bahkan balap karung, dan perlombaan lainnya seperti makan kerupuk, panjat pinang, dan tarik tambang sudah menjadi ciri khas proklamasi setiap tahunnya.

Versi lainnya menyebutkan jika balap karung ini berasal kemelaratan masyarakat Indonesia (wong cilik) yang tidak sanggup membeli pakaian yang layak yang terbuat dari kain.

Oleh karenanya, mereka bahkan menggunakan karung itu sebagai pakaian penutup tubuh.

Bahkan karena ogah nya membolongi karung itu, mereka langsung saja masuk kedalam karung.

Mereka berjalan sembari melompat-lompat.

Ada juga di antara mereka yang menggunakan karung berfungsi penutup tubuh sebagai bentuk protes atas ketidakadilan yang dialami mereka, rakyat sangat miskin untuk mengenakan pakaian dari kain.

Dalam perkembangannya, karung itu dilombakan dengan peraturan tersendiri.

Selain hiburan dan menarik untuk disaksikan, lomba balap karung ini juga melatih anak-anak dalam hal sportivitas, kegigihan, dan kerja keras.

Bukan hanya di Indonesia dan Belanda, lomba balap karung ini juga kerap digelar di negara-negara seperti India atau Spanyol. Bedanya mereka mengadakan di musim panas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun