Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

4 Tradisi di Indonesia Menyambut Tibanya Tahun Baru Islam, Apa Saja?

23 Juli 2022   10:05 Diperbarui: 23 Juli 2022   10:05 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi menyambut Muharam di Yogyakarta (krjogja.com)


Di bulan Juli tahun 2022 Masehi ini ada dua hari raya yang penting bagi umat Muslim sedunia.

Yang pertama adalah Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah yang jatuh pada Sabtu (9/7/2022) namun berdasarkan perhitungan, pemerintah menetapkan "Lebaran Haji" ini jatuh pada hari Minggu (10/7/2022).

Adanya pergeseran ini dapat dipahami oleh semua kelompok Islam di Indonesia maupun dunia dan tidak menjadi masalah yang berarti.

Dan yang kedua, saya lihat pada Sabtu (30/7/2022) ada hari penting lainnya bagi umat Muslim yaitu Tahun Baru Islam 1444 Hijriah. 

Sejatinya sebagai seorang yang non-muslim saya kepengen tahu karena sering mendengar istilah ini, Tahun Baru Hijriah, Tahun Baru Islam, atau ada juga yang menyebutnya dengan 1 Muharram.

Melihat berbagai sumber dapat disimpulkan jika Tahun Baru Islam ini adalah Tahun Baru dalam kalender Islam.

Nah tanggal 1 Muharram yang jatuh pada Sabtu (30/7/2022) ini tahun baru Islam yang ke 1444 Hijriah.

Disebut Muharram karena Muharram ini adalah bulan pertama dari 12 bulan yang hadir dalam kalender Islam setiap tahunnya.

Seperti halnya Islam menetapkan tanggal-tanggal penting dalam bulan tertentu seperti Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal atau Hari Raya Idul Adha. Semua didasarkan kepada patokan kalender Islam.

Patokan 1 Muharram sebagai yang paling awal dalam kalender Islam ini adalah dilandasi oleh peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah pada tahun 622 Masehi.

Peristiwa itu terjadi pada tanggal 1 Muharram yang lantas menjadi landasan tahun baru kalender Islam hingga kini,  dibuat oleh Khalifah Umar bin Khattab pada tahun 639 Masehi.

Ada empat makna dari hadirnya 1 Muharram ini pada setiap tahunnya.

Keempat makna itu dapat disimpulkan dalam garis besarnya. 

Bahwa Muharram itu bulan haram.

Muharram itu bulannya Allah.

Menyucikan diri khususnya dilarang mencela dan melakukan perbuatan tercela di bulan ini.

Memperbanyak pahala dengan berbuat kebaikan.

Tradisi menyambut Muharam 

Ditemui setidaknya ada empat tradisi unik di Indonesia yang digelar untuk menyebut tibanya bulan Muharram ini.

Apa saja?

Ngadulag di Sukabumi.

Tradisi Bubur Suro di Jawa Barat.

Lampah Mubeng di Yogyakarta.

Kirab Kebo dan Pusaka di Solo

Ngadulag dalam bahasa Sunda bermakna menabuh bedug.

Selain untuk sebagai tradisi menyambut tibanya Muharram yang dilakukan oleh masyarakat Sukabumi, Ngadulag juga bermakna positif sebagai kesenian yang menandakan keislaman.

Masyarakat Sukabumi mengadakan lomba menabuh bedug menyambut Muharram.

Tradisi Bubur Suro di Jawa Barat adalah membuat bubur putih dan merah untuk mengenang wafatnya cuci Nabi Muhammad SAW dalam perang.

Setelah selesai, bubur dibawa ke mesjid untuk dihidangkan.

Para abdi dalem dengan berpakaian tradisional dalam tradisi Lampah Mubeng mengelilingi benteng keraton Yogyakarta di malam hari.

Tradisi Kirab Kebo di Solo adalah warisan Kerajaan Mataram dimana peralatan senjata kerajaan seperti keris, tombak, dan sebagainya diarak dengan dikawal oleh Kerbau Bule.

Kerbau itu kerbau kesayangan sunan dimana kerbau itu adalah lambang wong cilik.

Hal tersebut dimaksudkan untuk membawa kesejahteraan untuk rakyat di tahun yang baru.

Nah itulah empat tradisi yang diketahui untuk menyambut bulan Muharram.

Masih banyak lagi tradisi-tradisi lainnya di Indonesia.

Di daerah Anda ada?

Selamat merayakan Tahun Baru Islam 1444 Hijrah bagi umat Islam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun