Entah untuk yang keberapa kalinya mereka mengajukan diri namun kembali tidak diterima.
Sehubungan dengan tahun depan Indonesia akan menjadi presiden ASEAN, maka dalam kesempatan bertemu dengan Presiden Jokowi, Ramos Horta kembali mengajukan diri agar Indonesia menerima RDTL menjadi anggota ASEAN.
"Timor-Leste kini sudah layak dan memenuhi syarat untuk diterima menjadi anggota ASEAN," kata Ramos Horta usai mengadakan pembicaraan dengan Jokowi kepada para wartawan.
Horta menegaskan agar Indonesia dan negara lainnya mendukung keinginan negaranya diterima menjadi anggota ASEAN.
Angkat bicara mengenai hal itu Teuku Faizasyah, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, mengatakan Indonesia secara pasti mendukung keinginan RDTL.Â
Dan sebagai presiden ASEAN tahun depan, Indonesia akan mensupport anggota ASEAN lainnya untuk juga memberikan dukungan.
"Ini memang bagian dari diplomasi kita. Kita sekarang meningkatkan hubungan bilateral dan memberikan kapasitas untuk mereka untuk diterima menjadi anggota ASEAN. Tapi kita belum bisa memprediksi," kata Teuku Faizasyah.
Ramos Horta yang notabene peraih Nobel Perdamaian ini juga berharap dapat meningkatkan hubungan perdagangan antara kedua negara dan menyambut baik komitmen Indonesia untuk RDTL bisa menjadi bagian dari ASEAN bersama 10 negara lainnya.
Ini adalah kali kedua pria kelahiran Dili, 26 Desember 1949 (72) menjadi orang nomor satu di RDTL. Sebelumnya, dia juga menjadi presiden pada kurun 2007-2012.
Perdana Menteri 2006-2007. Menteri Luar Negeri 2002-2006.
Bersama pastor Carlos Filipe Ximenes Belo, Horta menerima Nobel Perdamaian "solusi adil dan damai untuk konflik di Timor Timur".