Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pulau Natal Dekat Pelabuhan Ratu, Ada Hubungannya dengan Hari Natal, Milik Indonesia?

27 Mei 2022   11:07 Diperbarui: 27 Mei 2022   12:13 1158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pulau Natal (orami.co.id)


Pernah mendengar nama Pulau Natal?

Banyak yang menduga jika pulau kecil yang terletak 330 kilometer dari Pelabuhan Ratu, Sukabumi, itu merupakan salah satu pulau milik NKRI.

Karena letaknya memang dekat dengan pulau Jawa (bagian barat).

Namun di kekinian Pulau Natal atau Christmas Island itu merupakan milik dan menjadi bagian dari Australia.

Dari namanya, apakah ada hubungannya Pulau Natal atau Christmas Island yang luasnya 13.500 hektar itu dengan Hari Natal, hari raya bagi Umat Kristiani?

Ya, ada kaitannya.

Ketika kapten William Dampier Mynors dari Inggris berlayar di Samudera Hindia dengan menggunakan kapal Royal Mary milik Inggris, pada tahun 1643, bertepatan dengan Hari Natal, Dampier menemukan sebuah pulau di sekitar 330 kilometer dari Pelabuhan Ratu, Sukabumi.

Atau sekitar 1.600 ml (2600 kilometer) dari sebelah barat daya Perth, Australia.

Pada tahun 1688 Dampier mengelilingi pulau itu dan mencatat pulau itu tidak berpenghuni.

Dengan demikian, Kapten Dampier tercatat sebagai orang pertama yang mengunjungi pulau itu. Dan dia juga yang lantas memberi nama pulau itu dengan Pulau Natal atau Christmas Island.

Pada Perang Dunia pertama dan kedua Inggris dan tentara sekutu menjadikan Pulau Natal menjadi pangkalan militer mereka.

Sempat dikuasai Jepang pada sejak 1942, namun setelah Dai Nippon kalah dari sekutu pada tahun 1945, Inggris kembali menguasai pulau itu dan kembali menjadikan Christmas Island sebagai pangkalan militer.

Namun selanjutnya pulau itu diberikan kepada Australia yang merupakan salah satu anggota negara persemakmuran.

Australia pun ditugaskan Inggris untuk menjaga pulau itu.

Pulau Natal dijaga oleh tentara Angkatan Laut Australia di antaranya agar Christmas Island tidak dijadikan penampungan imigran gelap.

Pulau Natal dengan demikian menjadi mimpi buruk para imigran gelap yang coba-coba memasuki wilayah itu. Tak ada satu pun imigran gelap yang dapat memasuki Christmas Island.

Di kekinian Christmas Island sekarang dihuni oleh sekitar 1.413 orang yang dihuni sebagian besar oleh suku Melayu dan Cina. Serta sebagian kecil orang Eropa.

Konon, dulunya orang-orang Melayu dan Cina dari Malaysia dan Singapura diangkut ke pulau itu untuk dijadikan pekerja di tambang fosfat.

Karena menyimpan sejumlah keindahan alam, maka sejak tahun 1990-an Pulau Natal dijadikan salah satu destinasi wisata oleh Pemerintah Australia, negara tetangga Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun