Tiga Dara produksi nasional lahir di tengah-tengah cukup banyaknya film-film buatan luar negeri, dan dengan demikian maka Tiga Dara membuktikan jika Indonesia pun mampu membuat sebuah film.
Tiga Dara diyakini sebagai film kedua yang menjadi fenomenal garapan sineas Indonesia setelah yang pertama Darah dan Doa (1950).
Pada intinya Tiga Dara mengisahkan nenek yang khawatir karena Nunung sudah berusia 29 tahun. Sang nenek khawatir Nunung menjadi perawan tua karena belum mendapatkan jodoh.
Oleh karenanya sang nenek meminta bantuan anaknya (ayah dari Nunung) untuk mencarikan jodoh. Dua adik Nunung juga dimintai bantuannya.
Sebuah film yang ringan, sarat komedi dan sangat menghibur. Tak heran jika Tiga Dara meraih anugerah di FFI 1960, yaitu Piala Citra sebagai film terbaik.
Tiga Dara sempat diputar ulang di layar kaca beberapa waktu yang lalu dan saya sempat menontonnya.
Ya, tentunya ketiga pemeran utama film itu Mieke Wijaya, Indriati Iskak, dan Chitra Dewi masih sangat muda-muda. Gadis belia.
Menikah dengan Dicky Zulkarnaen, artis yang berperan sebagai "Si Pitung" pada tahun 1965. Dicky Zulkarnaen meninggal dunia 30 tahun sejak pernikahan itu.
Mieke Wijaya dianugerahi setidaknya tiga Piala Citra di FFI (Festival Film Indonesia) di antaranya di film Kembang Semusim (1980) dan Gadis Kerudung Putih (1966).
Di usia senjanya, "Nana" masih main di film-film antara lain Ayat-ayat Cinta (2008), Saat Kukatakan Cinta (1991), Zig Zag (1991).
Innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un, namun salah satu pemeran film "Tiga Gadis" itu, Mieke Wijaya, telah menghembuskan nafas terakhirnya pada hari kedua IdulFitri 1443 Hijriyah atau pada Selasa (3/5/2022) pukul 19.30 dalam usia yang ke 82 di rumah kediamannya setelah sebelumnya sempat dirawat di RSPAD Jakarta Pusat.