Isinya coklat, jawab Mira sembari menunjukkan sebuah roti. Mira bercanda dan tidak mau menyebutkan jika dirinya sedang berbadan dua.
Kamu pacaran sudah betapa lama, tiga tahun ada? Kapan nikah?
"Ga tahu nih, nunggu kaya dulu," jawab Herman, mungkin bercanda.
Kakek menyapa cucunya, "eh kamu yang dulu suka ngumpetin biskuit, sekarang sekolah dimana?"
"Adi tubuh kamu kok tambah tinggi tiap tahun?" Sapa eyang kepada Adi yang tubuhnya berubah (tambah jangkung).
Obrolan yang menanyakan salah seorang anggota keluarga sudah mendapatkan jodoh seperti yang disebutkan di atas disebutkan oleh jawapos com sebagai obrolan yang menyakitkan hati.
Seseorang yang ditanyakan itu kadang-kadang merasa sebel dan menjadi malas kumpul-kumpul di momen Lebaran lagi.
Sedangkan obrolan lainnya yang "membahayakan" di saat reuni keluarga besar itu antara lain pamer keberhasilan.
Joko memamerkan keberhasilannya mempunyai rumah dan mobil. Ada lagi Siska yang memamerkan anaknya yang baru lulus dari Perguruan Tinggi dan langsung diterima bekerja di perusahaan tersohor dengan gaji tinggi.
Dengan "gampangnya" keberhasilan itu diceritakan di tengah-tengah keluarga besar dan menimbulkan kecemburuan anggota keluarga lainnya yang masih menganggur.
Mengenai hal tersebut, Devie Rahmawati, seorang pengamat sosial dari Universitas Indonesia angkat bicara.