Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Lembaran Sejarah Tersendiri, Pangeran Diponegoro Ditangkap Belanda di Hari Kedua IdulFitri

16 April 2022   11:07 Diperbarui: 16 April 2022   11:16 1007
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan puasa dan Lebaran tercatat memiliki lembaran sejarah tersendiri bagi Pangeran Diponegoro.

Seperti diketahui Pangeran Diponegoro yang dimaksud adalah salah satu pahlawan legendaris Nusantara yang berasal dari Yogyakarta.

Pangeran Diponegoro sangat populer dalam sejarah, siapa pula yang tak kenal dari pangeran yang memiliki nama asli Bendara Pangeran Harya Dipanegara ini.

Namanya diplot sebagai nama jalan, Universitas, Kodam (Komando Distrik Militer), gedung-gedung di seluruh Indonesia, dan sebagainya.

Bahkan Perang Diponegoro atau disebut juga dengan Perang Jawa yang berlangsung antara tahun 1825-1830 melawan Belanda itu merupakan perang terdahsyat yang memakan korban paling banyak di antara perang lainnya yang terjadi di Nusantara.

Perang Jawa atau Java Oorlog itu dinamai oleh seorang sejarawan Belanda. Hal itu dikarenakan Pangeran Diponegoro merupakan musuh Belanda yang paling ditakuti dan paling sulit ditaklukkan. Bahkan membuat keuangan Belanda kolaps.

Perang ini menghabiskan dana sebesar 25 juta gulden, lebih dari 8 ribu korban tentara Belanda, 7 ribu pribumi dan 200 ribu penduduk Jawa.

Pada momen Ramadhan 1245 Hijriah (1830 Masehi) sejatinya Pangeran Diponegoro ingin jeda atau beristirahat dari peperangan melawan Belanda.

Hal tersebut disampaikan Pangeran kelahiran Yogyakarta, 11 Nopember 1795 itu kepada Jenderal De Cock, perwira perang Belanda.

Namun Jenderal De Cock bermuka manis ingin tetap peperangan terus berlanjut kendati di bulan Ramadhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun