Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lampegan, Terowongan Tertua di Indonesia dan Keberadaan Nyai Sadea, Mitos?

15 April 2022   09:04 Diperbarui: 15 April 2022   09:31 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Terowongan Lampegan terowongan tertua di Indonesia (travel.detik.com)

Maksud masinis itu "lampu, lampu," yang bermakna nyalakan penerangan di terowongan yang panjangnya 686 meter itu.

Sedangkan dalam bahasa Sunda sendiri Lampegan itu adalah nama dari sejenis tumbuh-tumbuhan kecil.

Usia tua menyebabkan terowongan itu sedikit mengalami kerusakan disebabkan adanya rembesan air yang menyebabkan longsor dan menutupi mulut terowongan.

Adanya lintas jalur lainnya (darat dan KA) yang lebih modern membuat jalur KA yang melintasi terowongan Lampegan ini cenderung menjadi sepi karena letaknya yang terpencil.

Namun pada saat ini terowongan Lampegan masih dilintasi Kereta Api Siliwangi yang menghubungkan Stasiun Sukabumi, dan Stasiun Ciranjang, Cianjur.

Pada tahun 2000 terowongan ini sempat direnovasi tapi ambruk lagi pada tahun 2001. Namun pada tahun 2010 kembali diperbaiki dan diujicoba.

Pada saat peresmian terowongan itu pada tahun 1882 konon pihak Jawatan Kereta Api Belanda mengundang seorang penari ronggeng tersohor di wilayah selatan Jawa Barat yang bernama Nyai Sadea.

Namun usai peresmian itu, Nyai Sadea lantas hilang dan tidak ditemukan jejaknya. Sejumlah orang dari masyarakat sekitar Cianjur menyebutkan Nyai Sadea dijadikan tumbal pembangunan terowongan itu.

Beberapa waktu yang lalu ada sebuah rombongan dari Jakarta masuk terowongan dan merekam perjalanan KA. Salah seorang dari rombongan itu menceritakan didalam terowongan dia melihat ada seorang wanita berdiri sambil memegang lentera.

Bukan hanya kejadian itu saja, penduduk setempat meyakini sosok itu adalah Nyai Sadea yang berkebaya merah.

"Sering ada yang melihat Nyai Sadea," kata warga setempat, Siti Hajar (55).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun