Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Tradisi

Mengenal Sepakbola Api, Tradisi Warga Tegal di Bulan Suci Ramadhan

8 April 2022   09:04 Diperbarui: 8 April 2022   09:10 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sepakbola Api setelah sholat Tarawih di Kabupaten Tegal (banyumas.tribunnews.com)


Merebaknya Pandemi Covid-19 terutama di sepanjang tahun 2020 dan 2021 menyebabkan segala aktivitas seperti dibelenggu di penjara.

Termasuk di antaranya dalam aktivitas Ramadhan dan Lebaran.

Namun beruntung dan Alhamdulillah kondisi Pandemi Covid-19 tahun ini sudah melandai dan dengan demikian setelah melewati berbagai perhitungan, pemerintah sudah melonggarkan aktivitas bulan istimewa ini, Ramadhan dan Lebaran.

Seperti membolehkan kembali sholat tarawih dan mudik Lebaran ke kampung halaman.

Ada aktivitas yang lenyap di dua edisi Ramadhan yang terakhir, 2020 dan 2021 yaitu tradisi "kegembiraan" Sepakbola Api.

"Tradisi ini sempat terhenti dua tahun beruntun karena Covid-19," kata Abdul Basir, Kepala Desa Mulyoharjo, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.

Sepakbola Api adalah salah satu aktivitas Ramadhan yang sudah dilakukan warga Kabupaten Tegal untuk menyemarakkan bulan Ramadhan.

Remaja hingga orang tua bermain bola sesudah sholat tarawih di malam hari. Namun bolanya bukan berarti bola sepak biasa yang terbuat dari kulit.

Bolanya adalah batok kelapa tua kering yang ada apinya. Sehingga disebut dengan "Sepakbola Api" seperti yang sudah disebutkan di atas.

Hal itu juga yang dilakukan warga Desa Mulyoharjo, Kecamatan Pagerbarang, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, pada Selasa (5/4/2022) malam.

Meski agak aneh dan ekstrem, namun permainan Sepakbola Api ini mengundang perhatian warga lainnya yang mengabadikan momen yang jarang itu dengan smartphone nya.

Terlepas dari bahaya atau tidaknya permainan Sepakbola Api ini, namun tidak ada regulasi khusus dalam permainan ini seperti layaknya sepakbola biasa. Selain untuk menjaga tradisi, juga untuk memupuk mental dan fisik dalam permainannya.

Permainan Sepakbola Api ini para pemainnya tidak menggunakan sepatu seperti layaknya permainan sepakbola biasa, tapi dengan kaki telanjang.

Budianto, salah seorang "pesepakbola" Api yang ikut main pada Selasa (5/4/2022) malam selepas sholat tarawih seperti yang sudah disebutkan di atas mengatakan sebelum dibakar, batok kelapa tua yang kering itu direndam dulu di dalam minyak tanah selama beberapa hari.

Sejumlah warga berharap agar Sepakbola Api ini terus digalakkan sebagai ajang silaturahmi antar umat Islam.

Selamat menjalankan ibadah puasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun