Kue yang yang konon berasal dari Cimahi itu bentuknya kerucut terbuat dari bahan-bahan tepung beras, dicampur gula merah, daun pandan, dan kelapa.
Setelah tercetak menjadi berbentuk kerucut dari aseupan (kukusan untuk membuat tumpeng) maka awug ini ditaruh di atas daun pisang sebagai tatakannya.
Di Jawa Barat makanan ini mudah untuk ditemukan dengan harga sekitar Rp 6.000 per porsinya.
Saya sendiri salah satu penggemar makanan ini. Selain Awug, ada juga sebagian orang lainnya yang menyebutkan makanan mengasyikkan ini dengan dodongkal.
Selagi bermukim di Jawa Barat, dari kecil hingga dewasa, saya sering membeli makanan ini.Â
Setiap kali masa Lebaran tiba setiap tahunnya maka tak pelak dodongkal menjadi salah satu bidikan yang bakal disantap sewaktu pulkam mudik.
Hasrat untuk menikmati dodongkal terbentur aturan dari pemerintah yang melarang masyarakat untuk mudik demi keselamatan kesehatan dari penularan Covid-19 dalam dua edisi Lebaran.
Saya pun tidak mudik, tinggal di Jakarta saja.
Alhamdulillah, Covid-19 sudah melandai. Presiden Jokowi kini sudah mengijinkan kembali masyarakat untuk mudik dengan persyaratan tertentu, sudah vaksinasi booster. Di IdulFitri 1443 Hijriyah ini.
Kerinduan semakin membuncah untuk pulang kampung dan menikmati dodongkal lagi di kampung halaman.
Selamat menjalankan ibadah puasa.