Kurang afdol rasanya jika Ramadhan tidak diiringi oleh catatan pernak-pernik seputar bulan suci itu.
Di Jawa Barat, tepatnya di Kampung Cibojong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Rabu (30/3/2022) ada gelaran tradisi Kuramasan, salah satu tradisi masyarakat Jawa Barat menyambut tibanya bulan suci Ramadhan.
Umumnya Kuramasan dan tradisi menyambut datangnya bulan penuh Rahmat itu digelar sehari sampai sepekan sebelum 1 Ramadhan.
Atas dukungan dari para sesepuh (tetua) Kampung Cibojong, Desa Balewangi, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, masyarakat Kampung Cibojong menggelar tradisi Kuramasan.
Kuramasan dalam bahasa Sunda artinya berkeramas. Bukan hanya membersihkan rambut, Kuramasan juga membersihkan seluruh tubuh hingga bersih sebagai simbol membersihkan diri lahir dan batin bahwa esok mereka akan menjalani ibadah puasa.
"Kemarin (Rabu, 30 Maret 2022) kami menggelar acara Kuramasan untuk menyambut Ramadhan," kata Encep, Ketua Pelaksana kegiatan, Kamis (31/3/2022).
Selain Kuramasan, warga Kampung Cibojong juga membagikan santunan kepada kaum lansia dan yatim piatu secara simbolis kepada masing-masing Ketua RT yang nantinya dibagikan langsung.
"Juga kepada warga kurang mampu," lanjut Encep.
Setelah acara selesai, mereka melakukan acara makan bareng nasi liwet.
Sebelumnya warga juga mendapatkan siraman rohani kemudian saling bersalaman saling memaafkan segala dosa dan kesalahan yang telah diperbuat.
Selain Kuramasan, yang mirip dengan Padusan di Jawa Tengah, yaitu membersihkan diri, di Jawa Barat setidaknya dikenal dua tradisi lainnya menyambut Ramadhan.
Nyekar atau nyadran adalah mengunjungi makam keluarga yang sudah meninggal. Di pusara mereka menaburkan bunga, berdoa, dan membacakan ayat-ayat suci Al-Qur'an untuk mohon restu bahwa esok mereka akan menjalani puasa sebulan penuh.
Sedangkan Munggahan adalah makan bareng dengan teman-teman, kerabat, sanak saudara, atau kenalan lainnya sebagai bentuk kegembiraan bahwa mereka bertemu lagi dengan bulan Ramadhan.
Munggahan ini berasal dari kata Munggah yang artinya naik. Digelar sehari atau dua hari menjelang 1 Ramadhan.
Mereka akan "naik" dari kehidupan sehari-hari ke kondisi bulan suci. Atau dengan perkataan lain mereka akan meninggalkan perbuatan buruk menuju perbuatan baik.
Mereka yang biasanya makan nasi dengan lauknya kerupuk saja, maka pada acara Munggahan ini mereka makan dengan yang mewah seperti telor atau daging ayam.
"Hitung-hitung" bahwa hari ini adalah makan terakhir, esok mereka akan berpuasa sebulan penuh.
Selamat menjalankan ibadah puasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H