Kosasih memang orang Sukabumi.
Sebelum menjadi wasit, pria kelahiran Sukabumi, Jawa Barat, 13 Agustus 1934 itu sempat menjadi pemain sejumlah klub di Sukabumi dan Perssi Sukabumi. Posisinya adalah gelandang.
Setelah mengikuti kursus wasit C3 di Sukabumi, dia meneruskan kursusnya ke C2 (tingkat Jawa Barat). Pada tahun 1965 Kosasih mendapatkan C1 (tingkat nasional). Dan dengan demikian dia mulai memimpin sejumlah pertandingan tingkat nasional.
Dalam kariernya Kosasih dikenal sebagai wasit yang tegas. Dia tak segan-segan untuk mengeluarkan kartu merah bahkan untuk pemain selevel Simson Rumapasal atau Rusdi Bahalwan.
Pada era 1970-an Kosasih memimpin sejumlah pertandingan penting di antaranya di Arab Saudi (1975), Korea Selatan (Piala Presiden 1975), King's Cup di Bangkok 1972 atau ajang Piala Kemerdekaan di Vietnam 1974.
Pada tahun 1979 Kosasih memimpin turnamen Kejuaraan Dunia Junior di negeri matahari terbit yang diikuti oleh Diego Armando Maradona dari Argentina.
Pada saat itu Kosasih menjadi pengadil laga antara Aljazair U-20 versus Spanyol U-20.
Di Asia Mang Engkos dijuluki dengan King Cobra. Oleh media Singapura The Straits Times. Hal tersebut merujuk kepada keputusannya yang tepat dan akurat menjalani tugas sebagai pengadil di lapangan.
Kosasih kembali menjadi pemberitaan The Straits Times karena sikapnya yang terpuji yaitu menolak mentah-mentah tawaran suap sebesar 10.000 USD untuk memenangkan Malaysia di SEA Games 1981.
Namun sosok legendaris itu kini telah tiada. Kosasih Kartadiredja menghembuskan nafas terakhirnya pada Rabu (23/3/2022) dalam usianya 84 tahun di Sukabumi.
Mira Kirana (49), anak Kosasih, mengatakan ayahnya mulai terkena stroke dan tidak bisa berjalan pada tahun 2012.