"Saya belum bisa komen untuk saat ini lantaran kondisinya seperti ini," kata pelatih Persela Ragil Sudirman, Sabtu (19/3/2022).
Sejak berkumpul dengan para jagoan lainnya di kasta tertinggi tahun 2004 lalu Persela Lamongan memang selalu kesulitan finis di papan tengah apalagi papan atas. Mereka selalu berada di papan bawah klasemen akhir.
Jelas tak terperikan, kini mereka harus turun kasta ke Liga 2 musim depan.
Ibarat kata pepatah tak ada rotan akar pun jadi. Ragil Sudirman tidak akan melepaskan begitu saja "sampah-sampah" laga tersisa.
"Kami tetap bakal fight, apapun hasilnya," kata Ragil. Lumayan buat nambah poin.
Sejatinya, tim yang bermarkas di Stadion Surajaya, Lamongan, Jawa Timur itu "tidak pernah" merasakan atmosfer kelas bawah.
Didirikan pada 18 April 1967, saat dunia sepakbola Indonesia memasuki era profesional, Persela Lamongan promosi ke Liga 1 atau kasta tertinggi nasional pada tahun 2004 yang pada waktu itu namanya Divisi Utama Liga Indonesia.
Sebelumnya mereka berkiprah di kasta kedua yang namanya Divisi Satu Liga Indonesia.
Namun sejak naik ke kasta tertinggi mereka bukanlah "tim yo-yo". Persela Lamongan terus menunjukkan eksistensinya di Liga 1 sampai musim 2021/2022 ini.
"Tim yo-yo" ini adalah istilah untuk tim yang selalu naik-turun degradasi.
Sebentar naik, sebentar lagi turun degradasi.