All England adalah turnamen bulutangkis klasik dan tertua di dunia. Tak pelak ajang BWF Super 1000 ini menjadi salah satu destinasi para pebulutangkis dunia untuk menjuarainya.
Karena ajang paling bergengsi dan prestisius di dunia.
Digelar untuk pertama kalinya sejak 4 April 1899 di Guildford, Inggris, All England edisi kali ini akan digelar di Birmingham pada 16-20 Maret 2022. Edisi ke-113.
Dalam sejarahnya, Inggris menjadi negara paling banyak mengoleksi gelar di All England ini yaitu sebanyak 189 gelar dari berbagai nomor pertandingan.
Denmark di tempat kedua dengan 88 gelar. Cina di tempat ketiga dengan 85 gelar. Dan Indonesia di tempat keempat dengan 48 gelar.
Gelar pertama yang diraih Indonesia adalah pada tahun 1959 ketika tunggal putra Tan Joe Hok mengalahkan sesama negaranya yaitu Ferry Sonneville.
All Indonesian Final ini dimenangkan oleh Tan Joe Hok dengan tiga gim, 15-8 10-15 dan 15-3.
Dengan demikian, dalam sejarahnya ada 5 pebulutangkis tunggal putra Indonesia yang pernah mencicipi gelar juara All England ini.
Keempat lainnya adalah Rudy Hartono, Liem Swie King, Ardy Bernardus Wiranata, dan Hariyanto Arbi.
Bukan saja untuk Indonesia, Rudy Hartono bahkan masuk Guinness World of Book Records dengan menjuarai All England sebanyak 8 kali. Dalam 10 kali menjadi finalis.
Luar biasanya, tujuh kali gelar itu diraih Rudy Hartono dalam kurun waktu antara tahun 1968 sampai 1974. Tujuh kali berturut-turut + tahun 1976.
Rudy Hartono menjadi finalis di kurun waktu 1968 sampai 1978 (10 kali).
Pada tahun 1968 itu usia Rudy Hartono baru 18 tahun.
Rudy Hartono dilahirkan di Surabaya, Jawa Timur, 18 Agustus 1949.
Dua kegagalan di final seperti yang disebutkan di atas dialami Rudy Hartono pada edisi 1975 dari Svend Pri asal Denmark dan dari Liem Swie King sesama Indonesia pada tahun 1978.
Di edisi 1968 di final Rudy mengalahkan Tan Aik Huang dari Malaysia. 1969 All Indonesian Final dengan Darmadi.
1970 atas Svend Pri. 1971 atas Darmadi (Indonesia). 1972 atas Svend Pri. 1973 atas Christian Hadinata (Indonesia). 1974 atas Punch Gunalan (Malaysia).
Dan 1976 atas Liem Swie King (Indonesia).
Rudy Hartono tercatat sebagai orang Indonesia pertama yang namanya masuk di Guinness World of Book Records.
Agak disayangkan, setelah tujuh kali berturut-turut juara yaitu tahun 1968 - 1974. Di tahun berikutnya, yaitu 1975 Rudy kalah dari Svend Pri. 1976 menang lagi
Setelah absen di edisi 1977, Rudy kembali menjadi finalis pada tahun 1978.
Dalam All Indonesian Final 1978 itu Rudy kalah dari Liem Swie King dengan skor 15-10 dan 15-3.
Ada yang aneh. Apakah Rudy sengaja mengalah dari "adiknya"?
Seusai laga Liem Swie King mengatakan "saya dikasih menang oleh Rudy".
Namun Rudy menanggapi "Siapa bilang? Liem Swie King main bagus, dia layak untuk menang".
Nah di antara 48 gelar yang dibawa putra-putri Indonesia di All England itu, siapakah 5 yang terbanyak mengoleksinya?
Yang jelas Rudy Hartono yang pertama.
Yang kedua adalah ganda putra Tjuntjun/Johan Wahyudi dengan 6 gelar (74 75 77 78 79 dan 80).
Yang ketiga adalah tunggal putri Susy Susanti dengan 4 gelar (90 91 93 dan 94)
Yang keempat adalah tunggal putra Liem Swie King. Pemain kelahiran Kudus, Jawa Tengah, 28 Pebruari 1956 itu tiga kali juara yaitu pada edisi 1978, 1979, dan 1981.
Dan yang kelima adalah ganda campuran Tantowi Ahmad/Lilyana Natsir sebanyak tiga kali yaitu hattrick pada tahun 2012, 2013, dan 2014.
Sebagai catatan, Tjuntjun/Johan Wahyudi juga masuk Guinness World of Book Records sebagai ganda putra terbanyak juara All England bareng ganda putra asal Denmark, Finn Kobbero/Jorgen Hammergaard Hansen.
Kobbero/Hansen meraihnya pada edisi 1955, 1956, 1961, 1962, 1963, dan 1964.
Sama-sama 6 kali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H