Dalam sebuah tim, seorang penjaga gawang memiliki peran sebagai palang pintu terakhir klubnya dari kebobolan.
Umumnya sebuah tim besar, mereka memiliki empat kiper. Kiper utama, pelapis, dan cadangan.
Begitu pun dengan tim raksasa Persib Bandung.
Klub yang berjuluk Maung Bandung itu mempunyai empat kiper. Mereka adalah Teja Paku Alam, I Made Wirawan, M. Natshir, dan Muhammad Aqil Savik.
Di antara keempat palang pintu terakhir itu, hanya Aqil Saviq yang belum pernah menjadi kiper utama. Dan sejauh ini para penonton belum pernah melihat kiper termuda itu main.
Sedangkan Wirawan dan Natshir sudah sering terlihat.
Namun di Liga 1 BRI 2021/2022, Teja Paku Alam menjadi kiper yang paling menonjol bukan saja di antara rekan-rekannya, namun secara keseluruhan pada para partisipan Liga 1 lainnya.
Sejauh ini Persib Bandung menjadi satu-satunya tim yang paling sedikit kebobolan di antara tim lainnya yaitu 18 gol hingga pekan ke 30. Arema FC di tempat kedua dengan 20 gol.
Di musim ini Teja Paku Alam sudah tampil 22 kali dibawah mistar. Pemain kelahiran Painan, Sumatera Barat, 14 Maret 1994 itu sudah mencatat clean sheet 12 kali.
Teja menjadi salah satu penjaga gawang yang paling sedikit kebobolan yaitu 11 kali. Jika diprosentasekan maka hanya setengah persen dari total main bersama Maung Bandung.
Teja bahkan diganjar sebagai "player of the month" bulan Januari 2022. Dialah satu-satunya kiper yang menjadi pemain terbaik di Liga. Bukan seperti biasanya striker atau sayap.
Di bulan berikutnya, Pebruari 2022, Teja juga terpilih sebagai kiper terbaik.
Di laga terakhirnya, Teja menyelamatkan timnya dari kebobolan lebih banyak. Dalam laga pekan ke 30 yang digelar di Stadion I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Rabu (9/3/2022) melawan Arema FC.
Teja sempat dibobol lewat sontekan Jayus Hariono yang membuat Arema unggul terlebih dahulu 1-0 di menit ke 54.
Beruntung kemudian pemain asal Brasil Bruno Cantanhede melesakkan dua gol ke gawang Arema yang membuat kedudukan akhir menjadi 2-1 untuk kemenangan Persib Bandung.
Lantas apakah Bruno Cantanhede dinobatkan sebagai man of the match pada duel tersebut?
Komentator sepakbola Binder Singh tidak menyebutkan Cantanhede sebagai man of the match, tetapi Teja Paku Alam.
"Arema banyak melakukan serangan bertubi-tubi. Namun para pemain Persib dapat bermain spartan menyelamatkan gawangnya dari kebobolan. Setelah unggul 2-1 mereka dapat mempertahankannya. Kita lihat lihat Teja Paku Alam begitu banyak melakukan penyelamatan," kata bung Binder Singh.
Binder Singh menambahkan ketika Teja Paku Alam melakukan penyelamatan terakhir saat Johan Alfarizi melepaskan tembakan keras dari luar kotak penalti . Namun si kulit bundar yang melambung dapat di tip Teja Paku Alam dengan satu tangan.
Jika bukan Teja yang melakukan penyelamatan maka jangan berharap Persib dapat menenangkan big match ini.
Sosok bung Binder Singh sudah tidak asing lagi karena hampir selalu tampil di layar kaca menjadi komentator Liga 1.
Binder Singh melihat kualitas Teja Paku Alam sebagai kiper terbaik Indonesia dan layak menjadi kiper Timnas Indonesia.
"Saya harap Shin Tae-yong melihat laga ini, begitu banyak Teja melakukan penyelamatan gemilang," kata pengamat sepakbola itu.
Teja Paku Alam mengawali kariernya sebagai kiper di senior dengan bergabung Sriwijaya FC (2013-2018). Setelah itu dia pindah ke Semen Padang (2019).
Sebelum kini ke Persib (2020 hingga sekarang).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H