Timnas Kuwait (bolatimes.com)
Timnas Indonesia bergabung di Grup A Kualifikasi Piala Dunia 2023 yang bakal dihelat mulai Juni 2022 ini di Kuwait.
Selain Indonesia dan Kuwait selaku tuan rumah, dua tim lainnya di grup ini adalah Yordania dan Nepal.
Berdasarkan peringkat, Yordania merupakan tim yang paling diunggulkan untuk menjuarai grup ini dan dengan demikian mereka otomatis melangkah ke putaran final 2023 di Cina.
Negara Asia Barat itu berada dibawah 100 besar dunia, yaitu di peringkat ke 90 dunia.
Secara head to head dengan Indonesia saja, Garuda kalah empat kali dari empat pertemuan dengan The Civalrous (julukan Timnas Yordania).
Jika demikian, realistis, Timnas Indonesia yang saat ini berperingkat 160 dunia harus berebut tempat dengan Kuwait yang berperingkat 143 dunia untuk menduduki posisi runner-up untuk mewujudkan mimpi Indonesia lolos ke putaran final Piala Asia untuk pertama kalinya sejak 2007 lalu.
Shin Tae-yong sendiri mempunyai target itu, meloloskan Indonesia ke Cina 2023.
Seperti diketahui nantinya 6 tim juara grup dan 5 runner-up terbaik berhak ke Cina 2023.
Sedangkan Nepal dianggap sebagai tim yang terlemah di Grup A ini. Rohit Chand dkk saat ini berada di peringkat ke 167 dunia dan belum pernah berkiprah di putaran final Piala Asia.
Dalam hal ini Kuwait lebih diuntungkan karena bermain di rumah sendiri. Sedangkan mengaca kepada head to head mereka juga masih lebih unggul ketimbang Indonesia.
Dari enam pertemuan, Indonesia tercatat menang satu kali, imbang dua kali, dan kalah tiga kali.
Oleh karenanya Al Azraq (julukan Timnas Kuwait) lebih diunggulkan untuk menjadi runner-up grup.
Al Azraq berpartisipasi untuk pertama kalinya di Piala Asia pada tahun 1972.
Pada edisi itu mereka terhenti di fase grup dengan mencatat 1 kemenangan dan satu kekalahan dari dua pertandingan.
Kuwait memperbaiki penampilannya. Di Piala Asia 1980 di rumahnya sendiri, Al Azraq menjuarai ajang ini. Dengan mencatat 4 kemenangan, 1 seri, dan 1 kekalahan.
Sejak saat itu Al Azraq selalu berhasil tampil secara rutin di putaran final Piala Asia.
Dari 13 edisi Piala Asia yang sudah dihelat, tercatat Kuwait hanya absen sebanyak 3 kali.
Bukan hanya di Asia, Al Azraq juga pernah main di Piala Dunia. Segrup dengan tim-tim seperti Cekoslovakia, Perancis, dan Inggris, Kuwait mencatat satu kali seri dan satu kekalahan.
Dalam perjalannya, Kuwait pernah tiga kali mendapatkan sanksi dari FIFA larangan tampil di ajang internasional yaitu pada tahun 2007, 2008, dan 2015.
Oleh karenanya mereka gagal tampil di Piala Asia dan Piala Dunia dan peringkat mereka anjlok dari 139 ke 189.
Kuwait baru bebas dari hukuman pada tahun 2017 dan mereka langsung ditunjuk sebagai tuan rumah turnamen Piala Teluk 2017.
Untuk bisa mewujudkan lolos lagi ke putaran final Piala Asia 2023 Cina nanti, khususnya, Kuwait sudah mempersiapkan dirinya di antaranya mendatangkan pelatih berpengalaman asal Republik Ceko, Vitezlav Lavicka.
Lavicka menandatangani kontrak dengan federasi sepakbola Kuwait per 1 Maret 2022 dengan durasi empat bulan.
Nampaknya pelatih yang mengantarkan Sparta Prague, Slovan Liberec (Ceko) dan Sydney FC (Australia) juara Liga 1 itu memang khusus untuk mendampingi Al Azraq mengarungi fase grup Piala Asia 2022. Karena durasinya hanya empat bulan.
Salah satu media Kuwait, Ajarida, mengatakan Lavicka sudah mulai mengamati dengan cermat calon lawan-lawan Kuwait di Grup A yaitu Indonesia, Yordania, dan Nepal.
"Lavicka datang dan menandatangani kontrak selama empat bulan dan langsung bekerja," kata Ajarida lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H