Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ganjar Pranowo, Beliau Presiden Mendatang Menurut Sajak Jayabaya?

13 Februari 2022   09:04 Diperbarui: 13 Februari 2022   09:09 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Denny Darko dan Ganjar Pranowo (99.co)

Gubernur Jawa Tengah saat ini, Ganjar Pranowo, semakin santer bakal menjadi Presiden untuk periode mendatang.

Selain karena banyak didukung oleh para penggemarnya, Ganjar Pranowo juga mempunyai kapasitas untuk itu.

Salah satunya dicocokkan dengan sajak yang ditulis oleh Raja Kediri Jayabaya beberapa abad yang lalu.

Jayabaya meramalkan akan adanya notonogoro yang merupakan akronim dari nama-nama "Raja" yang akan memerintah negeri ini.

Dimulai dari "no" yang dimaknai dengan Soekarno. Lantas "to" yang berarti Soeharto. Ada juga "no" dari Susilo Bambang Yudhoyono.

Presiden Jokowi sendiri memiliki nama semasa kecilnya Mulyono.

Notonogoro yang berarti menata negara, ya artinya kepala pemerintahan yang memimpin negara ini.

Mungkin ada maksud tersendiri atau teka-teki yang belum terpecahkan, mengapa hanya notonogoro yang disebut-sebut Jayabaya.

Apa kaitannya dengan nama-nama Presiden Indonesia seperti BJ Habibie, KH Abdurrahman Wahid, atau Megawati Soekarnoputri?

Beberapa pihak berpendapat unsur dari notonogoro adalah pemimpin yang mendatangkan kemelut di negeri ini.

Seperti Soekarno yang yang menimbulkan kontroversi sejak mulai menjabat sebagai orang nomor satu di negeri ini sampai kepada akhir pemerintahannya yaitu terjadi peristiwa G30S PKI.

Dilanjutkan dengan Soeharto yang disebut-sebut sebagai seorang pemimpin yang bertangan besi. Yang lantas digulingkan oleh para mahasiswa.

Jayabaya juga menyebutkan akan datangnya Ratu Adil atau Satria Piningit yang akan membawa Indonesia ke jaman keemasan.

Disebutkan sosok Satria Piningit itu sebagai seorang yang berasal dari keluarga sederhana.

Ahli tarot Denny Darko lantas mulai menyudutkan nama gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai sosok yang dimaksud notonogoro oleh Jayabaya.

Orang Jawa umumnya melafalkan "a" dengan "o". Maka Ganjar bisa diadaptasikan kepada gonjor. Ada "no" nya juga.

"Notonogoro bisa diartikan sebagai unsur go untuk Ganjar Pranowo," kata Denny Darko.

Denny Darko juga memperkuat asumsinya bahwa memang benar Ganjar Pranowo ini berasal dari keluarga sederhana.

Ganjar Pranowo merupakan salah satu dari enam bersaudara yang ayahnya seorang polisi sederhana yang bertugas untuk operasi penumpasan PRRI/Permesta.

Ketika Ganjar Pranowo di SMA, ayahnya mulai pensiun dari pekerjaannya sebagai seorang polisi yang sederhana. 

Untuk menghidupi keluarga, ibu Ganjar berjualan kelontong di warung, sedangkan Ganjar sendiri sempat menjajakan bensin di pinggir jalan.

Ketika kuliah di UGM (Universitas Gajah Mada) Yogyakarta, Ganjar sempat berhenti kuliah selama dua semester karena tidak mempunyai biaya untuk membayar studinya itu.

"Dipercaya Satria Piningit berasal dari keluarga sederhana dari rakyat jelata.  Dan Ganjar Pranowo juga begitu. Ayahnya adalah seorang polisi yang sederhana," kata Denny Darko.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun